Jakarta, Gatra.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengklaim bahwa dari tahun ke tahun, investasi di sektor digital di Indonesia terus mengalami peningkatan.
“Investasi di sektor digital meningkat dari tahun ke tahun dan telah mencapai 38,7% dari total investasi di Asia Tenggara dan ini merupakan yang terbesar, baik di sektor e-commerce maupun fintech, yang merupakan sektor paling cepat tumbuhnya dan diminati oleh para investor,” ujar Airlangga dalam sebuah video dalam webinar yang digelar oleh OJK pada Kamis (11/11).
“Setidaknya terdapat 275 perusahaan fintech di Indonesia hingga September 2021. P2P lending telah menyalurkan dana sebesar Rp262,93 triliun. Bayangkan ini dengan kecepatan yang setara dengan KUR yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp285 triliun,” imbuh Airlangga.
Peningkatan investasi di sektor digital tersebut juga ditunjukkan dengan munculnya sebanyak 8 unicorn dan 1 decacorn di bidang e-commerce, transportasi, jasa antar, travel, hingga start-up fintech. Airlangga berharap kehadiran unicorn dan decacorn ini bisa menghadirkan inklusi keuangan yang bisa menjangkau berbagai segmen.
Secara spesifik, Airlangga menyebut bahwa fintech berperan sebagai enabler dan akselerator pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Lebih lanjut lagi, ia berharap fintech bisa mendorong partisipasi UMKM dan juga membuat UMKM mampu mengakses sektor pembiayaan.
“UMKM kita baru sekitar 24,9% yang memanfaatkan platform digital dan tentunya kita berharap fintech mampu mengambil peran sebagai alternatif sumber pembiayaan dan jasa keuangan yang mempermudah proses bisnis UMKM,” ujarnya.
Airlangga kemudian menyebutkan sebuah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa UMKM yang melakukan transaksi digital terus tumbuh dan sangat membantu di era pandemi. Hasil survei OVO dan CORE Indonesia di tahun 2021 menunjukkan 84% pelaku UMKM yang sudah go digital. Para pelaku UMKM tersebut terbantu dengan pembiayaan digital.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa sampai dengan September 2021, terdapat 10,4 juta merchant, termasuk UMKM, yang telah terintegrasi dengan QRIS, yang tersambung secara digital dengan digital banking dan e-commerce.
“Ini kenaikan 120% dibandingkan tahun yang lalu. Ke depan tentunya fintech berperan sangat penting untuk transformasi digital dan tentu ada beberapa risiko dan tantangan yang harus diselesaikan,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk menjawab berbagai tantangan tersebut. Yang sudah diupayakan pemerintah di antaranya adalah menyediakan infrastruktur fisik maupun digital dan membangun sarana dan prasarana, terutama di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
“Di samping itu pemerintah terus mendorong literasi digital dan juga beberapa pendidikan melalui berbagai beasiswa, termasuk Gerakan Nasional Literasi Digital yang dirintis oleh Kominfo dan juga berbagai pihak swasta,” kata Airlangga.