Pati, Gatra.com - Harga bawang merah dari tangan petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah anjlok secara membabi buta. Jika normalnya harga bawang merah Rp13.000, saat ini perkilo hanya laku Rp4.000 saja. Tentu kondisi ini membuat petani frustrasi. Pasalnya, berkaca pada tahun-tahun sebelumnya pada awal musim penghujan, harga bawang biasanya mengalami kenaikan 20-30%.
Petani Bawang Merah, Ahmad Susanto mengatakan, harga bawang merah turun drastis hingga 300% lebih. Ia pun tidak tahu faktor utama penyebab jatuhnya bumbu masak tersebut.
"Bawang merah dari petani hari ini berubah harga. Berubahnya sangat ugal-ugalan. Saya kurang tahu penyebabnya, tahu-tahu cuman laku Rp4.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi Gatra.com, Rabu (10/11).
Ia menyebutkan, turunnya harga bawang merah mulai terjadi pada pekan ini. Dari yang semula Rp11.000 per kilogram, kini hanya laku Rp4.000. Tentu kondisi ini membuat petani terpuruk, jangankan mencari untung, modal untuk bertani tidak kembali.
"Kita sebagai petani jelas merugi. Kemarin modal Rp300 juta, itu pun kita hutang bank. Saat panen, bawang kita cuma laku Rp100 juta saja. Terus ini gimana, semua obat-obatan, bibit, dan sebagainya naik. Nah harga malah hancur," keluh petani asal Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa itu.
Susanto menjelaskan, anjloknya harga bawang merah pada tahun ini, merupakan harga paling rendah sepengalamannya bertahun-tahun menjadi petani.
"Tahun ini adalah titik terendah saya menjadi petani. Ya, ini harga paling rendah, masak bawang merah cuman laku Rp4.000," jelasnya.
Petani berharap, pemerintah memberikan solusi untuk menyetabilkan harga. Minimal modal petani bisa balik. Dengan begitu, petani bawang merah tidak terlilit hutang. Apalagi harga kebutuhan sehari-hari menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru) mulai merangkan naik.
"Ini banyak petani yang gagal bayar perbankan. Harapannya pemerintah memperhatikan nasib kita, dengan menata harga bawang merah. Minimal kita balik modal. Saat ini kita untuk balik modal saja sudah tidak mungkin," ungkapnya.