Blora, Gatra.com- Ketua DPC PDIP Kota Salatiga Tedy Sulistyo mengundurkan diri dari jabatannya buntut berpolemik dengan DPP PDIP. Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo yang juga sebagai kader PDIP pun turut memberi komentarnya.
Menurut Ganjar, pengunduran Tedy tidak ada kaitannya dengan isu Pilpres yang sejak awal berkaitan dengannya. "Jare Sopo (kata siapa dukung saya). Saya baca koran habis ketemu Pak Sekjend. Saya kira baik jugalah antar kader PDIP harus rukun saling mendukung," kata Ganjar di Blora, Selasa (9/11).
Ganjar menyebut, kritik otokritik di tubuh PDIP merupakan hal biasa. Itu bagian dari upaya mengelola partai. "Kritik otokritik biasa dilakukan, biasa. Di-clearance dulu, diklarifikasi dulu," ucapnya.
Sebelumnya Tedy Sulistyo telah mengajukan pengunduran diri sebagai Ketua DPC PDIP Kota Salatiga. Bahkan selanjutnya Teddy mengungkap sejumlah kekecewaannya terkait kondisi partai yang disampaikannya ke media secara terbuka. Atas sikapnya itu, Tedy pun telah dipanggil langsung oleh DPP PDIP.
Teddy membeberkan janji DPP PDIP bahwa jika Ketua DPC di Kabupaten/Kota mau jadi walikota akan diprioritaskan kalau perolehan suaranya minimal mencapai 30 persen. "Tapi, saya enggak jadi walikota. Rekomendasi diberikan kepada Bung Dance. Diajak omong saja tidak, kan jengkel. Tapi kami siap, karena itu tugas partai, perintah partai," katanya sebagaimana dikutip Kantor Berita RMOL Jateng.
Teddy memastikan, putusannya mundur dari jabatan Ketua DPC PDIP serta anggota DPRD Salatiga bukan karena tidak bisa tiga periode menjabat Ketua DPRD Salatiga. "Saya jengkel (ada yang ) malakin kader saya. Ada oknum yang malakin kader saya minta uang Rp500 juta kalau ingin jabatan," ungkapnya.
Dia pun membantah jika geger pengunduran dirinya karena 'mutung' tidak dapat menduduki jabatan yang diinginkan. "Enggak ada urusannya juga, kecewa karena tidak bisa tiga periode Ketua DPRD Salatiga, saya miliknya rakyat Salatiga, saya miliknya partai. Sekali lagi saya tekankan, bukan karena mutung, bukan karena kecewa, saya mengundurkan diri. Itu hal yang kecil, teramat kecil kalau dijadikan alasan bagi petarung seperti saya," jelasnya.
Dia menegaskan tak akan menjadi sosok kacang lupa pada kulitnya. "Saya sudah pernah dimuliakan partai ini, saya anak senior PDIP, kalau mundur kurang seminggu momen Pilkada, Pileg, atau Pilpres, itu baru ngerjain namanya," bebernya.