Kudus, Gatra.com - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah masih menunggu instruksi Kementerian Kesehatan, soal temuan sebanyak 4.000 vaksin jenis Astrazeneca yang telah kedaluwarsa per 29 Oktober 2021. Saat ini ribuan vaksin tersebut, disimpan di Gudang Farmasi dalam keadaan baik.
Kepala DKK Kudus, Badai Ismoyo mengatakan, vaksin kedaluwarsa itu dalam keadaan baik dan tersimpan pada suhu yang telah ditentukan. Sesuai petunjuk yang diberikan.
"Disimpan pada suhu yang sesuai, suhu di bawah 20 derajat celcius atau 8-10 derajat celcius di tempat penyimpanan vaksin. Itu sudah kita lakukan, sambil menunggu arahan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (9/11).
Ia belum bisa memastikan nasib dari ribuan vaksin yang habis masa kedaluwarsanya itu. Yang pasti pihaknya saat ini telah memperlakukan temuan tersebut sesuai arahan. Mengingat, semua vaksin yang ED (Expired Date) tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak rusak.
"Informasinya itu juga karena vaksin kalau belum dalam keadaan rusak, itu mestinya bisa diperbaharui oleh BPOM. Karena informasinya expirednya bisa sampai 2 tahun, tapi ditetapkan hanya 6 hulan. Karena dalam rangka agar semua bisa segera dihabiskan. Kita tetap menunggu petunjuk akankah kita diminta untuk menyerahkan lagi ke tempat pengambilan di Semarang ataukah ada pihak dari BPOM melakukan pengecekan," bebernya.
Bupati Kudus HM Hartopo menyebutkan, temuan vaksin kedaluwarsa bukan hal baru di Kabupaten berjuluk Kota Kretek. Pasalnya, dulu pihaknya sempat menemukan vaksin Sinovac yang juga kedaluwarsa.
"Adanya expired date itu dulu pernah sih untuk Sinovac yang kedaluwarsa. Setelah kita laporkan dan koordinasi dengan pusat, ternyata masih bisa untuk dilakukan disuntikan lagi," ungkapnya.