Semarang, Gatra.com - Ada yang menarik saat digelar apel kesiapsiagaan bencana di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Selasa (9/11).
Beberapa orang lelaki dan perempuan dengan mengenakan kaos hitam bertuliskan “relawan” duduk di atas sepeda motor roda tiga serta memakai tongkat penyangga ikut apel.
Mereka ternyata adalah para penyandang disabilitas yang mengabdikan dirinya sebagai relawan kebencanaan.
Meski kondisi fisik mereka tidak sempurna seperti orang normal lainnya, namun tak menyurutkan semangat untuk membantu sesama yang terkena musibah bencana.
Salah satu relawan penyadang disabilitas, Suwanto, 41, menyatakan, sejak 2017 bergabung dalam komunitas LIDI yang aktif bergerak di bidang sosial hingga menjadi relawan kebencanaan di Jateng.
“Saya ingin berguna bagi orang lain. Saya tergabung di relawan Covid-19 dan juga relawan Tagana. Sudah berkali-kali terjun ke daerah bencana, misalnya banjir di Semarang waktu lalu,” katanya.
Suwanto yang menderita penyakit polio sejak kecil kerap menghadapi kesulitan saat terjun ke lokasi benacana, tapi tidak menghalangi semangatkan membantu meskipun hanya sedikit.
Menurutnya membantu sebisa yang dilakukan, misalnya menyiapkan makanan untuk korban bencana, membantu memotong-motong cabai bahan makanan.
“Saya sangat bahagia dan bangga selama mengabdikan diri sebagai relawan bencana karena bisa membantu orang lain meski kondisinya seperti itu. Kalau kita membahagiakan orang lain, pasti orang lain akan membahagiakanmu,” ujarnya.
Relawan penyandang disabilitas lainnya, Yayuk, 51, menyatakan, sudah berkecimpung di dunia relawan bencana sudah lama.
Yayuk yang berjalan dibantu mengenakan dua tongkat, membantu dapur umum untuk memasak dan lainnya bagi korban bencana alam.
“Moto saya, merasa hidup harus ada gunanya dan harus berguna bagi orang lain. Jadilah manusia yang berguna bagi orang lain, jadi saya memutuskan menjadi relawan,” katanya.
Sementara, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang memimpin apel kesiapsiagaan bencana merasa terharu dengan relawan difabelitas.
“Mereka orang-orang hebat yang sangat menginspirasi. Saya terharu sekali, di antara relawan itu ada kelompok disabilitas. Hebat mereka, saya bangga,” ujarnya.
Ganjar meminta agar Suwanto dan kawan-kawannya menggerakkan seluruh kekuatan komunitasnya untuk membantu.
“Sebab, jika terjadi bencana alam, merekalah yang tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri dan menyelamatkan penyandang disabilitas,” kata Ganjar.