Karanganyar, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar meminta warga mengurangi aktivitas di sungai yang berhulu di Gunung Lawu, karena dikhawatirkan air sewaktu-waktu meluap tanpa pertanda.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Bagoes Darmadi kepada Gatra.com, Selasa (9/11).
Ia mengakui belum ada sistem peringatan dini kedatangan air bah. Hal itulah yang kerap membuat aktivitas di hilir sungai berisiko, terutama saat tanpa peringatan dini datangnya air bah dari hulu sungai.
Kasus kematian pemancing asal Mojolaban Sukoharjo bernama Sandika (17) perlu dijadikan pelajaran berharga.
"Belum tentu air tenang di hilir sungai menandakannya aman. Sebab bisa tiba-tiba sungai meluap. Dari hulu hujan deras. Apalagi resapan di hulu banyak berkurang. Juga terdapat lahan kritis," katanya.
BPBD memetakan sedikitnya empat sungai berhulu di Lawu yang perlu diwaspadai saat turun hujan. Yakni Sungai Kumpul, Sungai Jlamprang, Sungai Samin dan Sungai Kenatan. Juga anak sungainya yang mengalir di Jumantono seperti Sungai Gembong dan Sungai Siwaluh di Matesih.
"Aktivitas masyarakat di sungai-sungai itu memang cukup tinggi. Seperti mencari ikan dan wisata air. Memang asyik main di sana. Tapi jangan terlena. Di hari-hari ini, lebih baik jangan dulu ke sungai. Debitnya masih tinggi," katanya.
Sejauh ini hanya sebatas imbauan belum ada larangan. Namun, masyarakat harus tetap ekstra waspada.
"Belum ada EWS untuk air bah dari hulu. Yang ada hanya komunikasi ke relawan-relawan agar meneruskannya ke lingkungan. Yang ada malah posko pemantauan ke muara di Bengawan Solo," katanya.
Ia mengimbau seluruh maayarakat agar merawat wilayah tangkapan air di hulu. Kemudian mengampanyekan larangan buang sampah di sungai.
"Dari hulu, air hujan bisa ditampung di dalam tanah. Tidak langsung luruh. Sungai jangan ada hambatan sampah," katanya.
Sementara itu, ada empat kecamatan di Karanganyar yang rawan banjir. Empat kecamatan itu yakni Jaten, Kebakkramat, Gondangrejo, dan sebagian Tasikmadu. Wilayah ini rawan banjir karena berdekatan dengan Bengawan Solo.
“Untuk banjir paling tinggi potensi di wilayah yang berdekatan dengan aliran Bengawan Solo kalau debit air sungai meningkat di puncak-puncak musim penghujan,” jelas Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karanganyar, Hartoko.
Hartoko meminta masyarakat selalu mewaspadai potensi bencana yang kerap datang saat musim penghujan. Hal tersebut berlaku di semua wilayah meskipun tidak termasuk dalam kategori rawan bencana.