Karanganyar, Gatra.com – Para pendaki Gunung Lawu kembali diingatkan datangnya cuaca ekstrem. Kondisi fisik, logistik, serta mental wajib disiapkan daripada mengalami celaka.
"Lebih baik jangan mendaki jika tidak siap. Kasihan tim SAR harus mengevakuasi turun dari lokasi pendakian. Lagi-lagi kita juga yang harus menyelamatkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Titis Sri Jawoto, kepada Gatra.com, Selasa (9/11).
Pada Senin (8/11), tiga pendaki Lawu kembali dievakuasi turun karena keseleo dan hipotermia. Korban pertama atas nama Sinta Dewi mengalami kaki keseleo di Pos 3. Korban kedua atas nama Adit yang mengalami kaki kram dikarenakan kakinya habis dipasang pen. Untuk korban terakhir yaitu atas nama Ismi. Dia dievakuasi dari Pos 3 karena mengalami hipotermia dan dibawa turun pada Senin pukul 09.00 WIB.
"Kita berharap pengunjung puncak Lawu betul-betul menyadari kapasitas pribadi. Terpenting kondisi kesehatannya. Kemarin ada yang kakinya sebenarnya belum kuat. Masih dipen. Tapi memaksakan diri naik Lawu. Ini yang saya maksudkan. Harus betul-betul menyadari kapasitas pribadi," katanya.
Dari sisi perbekalan, survival diharuskan menyiapkannya sedari dini. Tidak diperkenankan mereka berburu satwa di hutan Lawu untuk dikonsumsi.
"Tidak kurang-kurang mengingatkan. Lengkapi perbekalan dahulu. Dicek di pos relawan," katanya.
Ia tidak meragukan kemampuan tim SAR dalam melakukan operasi penyelamatan di gunung. Namun apabila pendaki menyepelekan aturan, maka seakan perjuangan relawan tidak berarti.
"Ujung-ujungnya tim penyelamat yang harus berjibaku dan bersusah-payah," katanya.
Lebih lanjut Titis mengungkapkan, pihaknya tidak segan menutup pendakian apabila cuaca kurang bersahabat. Ia tak mau mengambil risiko pendaki meninggal dunia karena tak kuasa melawan alam.