Jakarta, Gatra.com – Pakar intelijen Soleman B. Pontoh, menanggapi wacana tentang penunjukan Kepala Staf TNI AL sebagai wakil Panglima TNI pasca-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI dan telah disetujui DPR.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) tersebut pada Selasa (9/11), menyampaikan, wacana untuk menjadikan KSAL Laksamana Yudo Margono sebagai Wakil Panglima TNI karena tidak ditunjuk sebagai Panglima tersebut tidak jelas.
Soleman berpedapat bahwa posisi Wakil Panglima TNI tersebut tidak jelas secara fungsi dan kedudukannya karena secara struktural, posisi tersebut juga di bawah Kepala Staf, baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
"Jabatan apa itu [Wakil Panglima TNI]? Matahari bukan, ban serep juga bukan. Mau jadi apa [Wakil Panglima TNI]?" katanya menanggapi wacana yang berkembang.
Lebih jauh Soleman menyampaikan, kalaupun ternyata wacana tersebut terwujud, jabatan Wakil Panglima TNI tersebut tidak mempunyai kekuatan dari sisi politik karena prosesnya tidak melalui seperti pengajujan calon panglima, yakni diajukan ke DPR dan menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
Sementara untuk calon wakil Panglima TNI, lanjut Soleman, hanya ditunjuk oleh Presiden dan tidak diajukan ke DPR untuk menjalani rangkaian proses dan mendapat persetujuan dewan.
“Jika ada peristiwa yang harus ada pengerahan kekuatan, Wakil Panglima TNI tidak bisa mengerahkan kekuatan,” ujarnya.
Atas dasar itu, Soleman mempertanyakan jika ada sejumlah pihak mewacanakan atau mengusulkan agar ada wakil Panglima TNI. Menurutnya, pihak yang mewacananakan jabatan tersebut tidak memahami dan mengetahui organisasi militer. Terlebih lagi jika yang diusulkan untuk mengisi jabatan tersebut dari kalangan sipil.
“Wakil Panglima TNI itu jabatan semu. Makanya saya sudah sejak dahulu nyatakan tidak setuju ada jabatan Wakil Panglima TNI,” ujarnya.
Soleman mengaku tidak sependapat adaya wakil Panglima TNI karena alasan di atas. “Karena kalau jabatan wakil batalion itu jelas fungsi dan tugasnya. Makanya saya tidak mengerti ada wacana jabatan Wakil Panglima TNI, apa yang mau dikerjakan," katanya.
Soleman pun berpendapat bahwa wajar jika Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono menolak adanya jabatan Wakil Panglima TNI karena secara fungsi dan tugasnya tidak jelas. Kalau diilustrasikan, jabatan Wakil Panglima TNI bukan matahari dan juga bukan ban serep.
“Jabatan KSAL itu terhormat. Biarkan Laksamana Yudo Margono menjadi KSAL hingga menjadi Panglima TNI pada tahun 2022 nanti," katanya.
Sementara itu, pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, kepada wartawan menyampaikan, jika posisi tersebut harus ada, baiknya diisi sebagai job promosi dari bintang 3 ke bintang 4. Pengisinya bisa diambil dari matra AL. “Saya kira Wakasal layak untuk posisi itu,” katanya.