Yogyakarta, Gatra.com - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Daerah Istimewa Yogyakarta Budi Argap Situngkir membantah adanya penganiayaan atau kekerasan di dalam Lapas Narkotika Kelas II Pakem, Sleman.
"Setelah kami teliti tidak semuanya benar. Tidaklah sesadis itu. Memang ada tindakan dari petugas yang berlebihan. Kami akan tindak tegas. Mungkin bisa satu dua hari dan kami akan laporkan," katanya Rabu (3/11).
Menurutnya, tindakan berlebihan ini berhubungan dengan penegakan disiplin kepada para napi atau ospek. Upaya pendisiplinan sering kali dilakukan pada para napi yang baru untuk memperkenalkan tata aturan kehidupan di lapas.
Menurut Budi tindakan penegakan kedisiplinan yang dilakukan berlebihan ini berupa menonjok, menampar, menjewer, atau meminta berguling-guling berlebihan. Hasilnya, LP Narkotika dikenal bersih dan ada tempat merokok, sehingga menjadi percontohan karena keren.
"Jangan dibilang melakukan kekerasan, mungkin penegakan indisipliner sedikit berlebihan. Jika disebut kekerasan, kasihan petugas yang baik di sana Kami akan serius. Beberapa orang yang terlalu keras kita tindak," katanya.
Dari investigasi dengan metode menanyai petugas dari hati ke hati, tim melaporkan beberapa nama petugas yang melakukan terlalu keras. Pengakuan ini didapatkan karena adanya dukungan dari para pegawai dan akan didalami supaya tidak terjadi fitnah.
"Kami minta tolong beri waktu. Jika semuanya mau mengaku berbuat salah, kurang dari 24 jam kami bisa selesaikan. Harus pelan-pelan, supaya nanti kami bisa menyampaikan kebenaran sesungguhnya nanti. Kami tidak ingin menangkap tikus dengan membakar lumbung," ucap Budi.
Selain petugas, Budi melanjutkan tim juga menemukan nama-nama beberapa orang yang lalai adanya tindakan penegakan pendisiplinan yang berlebihan. Demikian juga dengan nama-nama yang melakukan pelecehan seksual dengan menelanjangi. Padahal SOP mengatur setiap napi baru harus bersih.
"Yang mungkin karena aturan yang ketat, wajar warga binaan, residivis atau napi yang bandel bereaksi. Orang biasa jika ditekan terus menerus juga bereaksi, lanjutnya.
Budi meminta maaf kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang terlampau keras. Dirinya memastikan dan berjanji pihaknya akan menyelidiki dengan serius perbuatan yang tidak benar, menyimpang dari SOP dan melebihi aturan.
Usai bertemu dengan Kakanwil Budi pada Selasa malam (2/11), Pendamping mantan narapidana Lapas Narkotika Anggara Adiyaksa, percaya yang bersangkutan berintegritas.
"Kami lebih percaya ke beliau yang berjanji bertindak tegas kepada penyiksaan napi untuk selamanya. Kemarin beliau juga sudah mempermudah akses ke sarana ibadah dan kesehatan," katanya.
Anggara menegaskan bahwa laporan tentang penyiksaan napi ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI), bukanlah ingin menyerang atau menjatuhkan lembaga Kemenkumham. Namun untuk mengusut para oknum dalam lapas yang melakukan penyiksaan.