Pati, Gatra.com - Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) beradaptasi di masa pagebluk dengan pentas secara virtual. Selain itu, ketoprak sebagai ikon Kabupaten Pati, Jawa Tengah juga diberikan ruang ekstra sebagai upaya pelestarian budaya bagi anak-anak usia sekolah.
Perwakilan GSMS, RB Dewa Brata mengatakan, pementasan GSMS tahun ini memang didominasikan ketoprak anak. Selain mengenalkan identitas seni budaya di Kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. Juga sebagai pendidikan karakter bagi pelajar.
"Pementasan kesenian tradisi lainnya pun tepat dimunculkan. Mulai drama tari, mandailing, wayang kulit hingga teater. Memang ketoprak memiliki porsi yang lebih kali ini," ujarnya, Rabu (3/11).
Gelaran GSMS ini, disebut Dewa diikuti sebanyak 65 sekolah yang tersebar di wilayah Pati. Untuk pementasannya sendiri, digelar secara virtual sebagai adaptasi di masa pandemi Covid-19.
Terpisah, Kepala Sekolah SMP Islam Sultan Agung, Eko Henny Setyowati menyebut, untuk memyemarakkan gelaran GSMS tahun ini, sekolahnya membawakan kesenian ketoprak dengan lakon Brandal Lokajaya yang dipercaya menceritakan tentang kisah dari Sunan Kalijaga.
"Ini menjadi salah satu bagian dari pendidikan karakter siswa lewat sebuah pementasan teater berlatar tradisi. Kami juga mengkolaborasikan antara gamelan dengan rebana untuk pengiringnya. Ada perpaduannya," ungkapnya.
Ia mengaku bersyukur, lantaran SMP Islam Sultan Agung bisa terlibat dalam progam GSMS yang digelar Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pati.
"Kami juga berharap lewat pementasan ini bisa turut mengenalkan ke anak didik kami tentang seni budaya yang ada di masyarakat. Sehingga mereka bisa turut nguri-uri dan melestarikan kebudayaan luhur," harapnya.