Jakarta, Gatra.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong agar terjadi peningkatan kontribusi riset dari sektor swasta. Seperti diketahui, berdasarkan standar UNESCO, pendanaan riset seharusnya lebih besar berasal dari swasta, bukan pemerintah dengan porsi 20 persen dari pemerintah, 80 persen dari swasta.
Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi, BRIN, Mego Pinandito, mengatakan prosi riset tersebut saat ini terbalik untuk kasus di Indonesia. Mego mengakui, di tanah air 80 persen kontribusi riset masih berada di ranah pemerintah.
Melalui Ritech Expo 2021 yang juga memperingati momentum Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26, Mego berharap terjadi sebuah transfer knowledge dimana pihak industri swasta makin bergairah untuk mau melakukan riset kedepan.
"Harapannya, porsi riset swasta atau industri bertahap kian naik. Apalagi saat ini berbagai regulasi juga sudah dimunculkan, melalui insentif pajak misalnya," ujar Mego dalam Konferensi Pers Pameran Ritech Expo 2021 secara daring, Rabu (3/11).
Mego mengungkapkan, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa strategi agar swasta makin terdorong untuk berkontribusi dalam sektor riset. Salah satunya adalah industri bisa memanfaatkan sumberdaya periset yang ada didalam tubuh BRIN.
"SDM ini silakan dimanfaatkan. Kalau industri memperlukan sesuatu dalam aktivitas risetnya dari Periset BRIN, silakan ditanyakan. Diskusikan apa yang pernah diteliti dan sebagainya," kata Mego
Selain itu, BRIN juga membuka fasilitas infrastruktur penunjang aktivitas riset yang juga bisa dimanfaatkan swasta untuk melakukan penelitian. Menurut Mego, langkah ini merupakan pintu masuk kerja sama yang bersinergi antara BRIN dan swasta nantinya.
"Contohnya, kita buka laboratorium uji klinis untuk kandidat obat yang bisa dimanfaatkan industri. Infratruktur itu kan mahal, industri mungkin juga pikir-pikir untuk mencoba. Jadinya, anggap saja fasilitas riset BRIN itu bagian dari unit riset teman-teman industri atau perguruan tinggi," tuturnya.
Mego berharap, langkah ini pun menjadi stimulan bagi industri yang selama ini enggan melakukan riset dengan alasan tidak adanya SDM periset maupun Infrastruktur riset.
"Keberatan industri ini bisa di fasilitasi oleh BRIN dalam menumbuhkan semangat riset kedepan," katanya.