Purbalingga, Gatra.com - Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mulai mewaspadai perubahan cuaca ekstrem sebagai dampak dari fenomena La Nina.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, M Umar Fauzi menyampaikan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya indikasi akan terjadi fenomena La Nina dengan intensitas moderat.
Hal itu berakibat terjadinya pergerakan massa udara basah di atasnya menuju ke kepulauan Indonesia yang memicu peningkatan curah hujan, salah satunya di wilayah Kabupaten Purbalingga.
"Hal ini berkembang terus hingga mencapai intensitas sedang hingga Februari 2022. Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina tahun 2020 lalu menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan di pulau Jawa antara 20% sampai 70% dari kondisi normalnya," kata Umar dalam keterangan persnya, Rabu (3/11).
Umar mengatakan, masyarakat maupun pemerintah daerah perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan akan terjadinya bencana. Terutama pada lokasi yang mempunyai kerentanan, baik longsor maupun banjir.
Penanggulangan bencana di Purbalingga melibatkan unsur TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Dinhub, Dinkes, DPUPR, PMI, Dinsosdalduk KBPPPA, Baznas, PLN, KPH Wilayah Banyumas Timur, SAR Purbalingga, MDMC, Banser, Purbalingga Reaksi Cepat, Tagana, Kwarcab Pramuka Purbalingga, Rapi, Destana, Mastana, Karang Taruna, Senkom dan Orari.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, untuk menanggulangi bencana tidak cukup dengan unsur yang disebutkan di atas. Butuh sengkuyung pemerintah desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas bersama masyarakat menyediakan posko bencana.
"Khususnya di titik-titik yang mempunyai potensi bencana atau yang setiap tahun rutin terjadi bencana," katanya.
Bupati juga menginformasikan Purbalingga salah satu kabupaten yang rawan bencana, karena memiliki dataran tinggi, pegunungan dan dialiri oleh beberapa aliran sungai besar.
Bahkan di pekan ketiga Oktober telah terjadi beberapa bencana. Diantaranya banjir Sungai Lareng membawa material batu besar berakibat ruas jalan Kramat - Sirau terganggu, banjir Sungai Karang menyebabkan talud oprit jembatan Grantung - Pekiringan ambruk dan jalan terputus, banjir Sungai Muli merusak talud dan menyapu 3 lapak pedagang pasar Desa Tunjungmuli, Karangmoncol.
"Dengan curah hujan yang mulai tinggi, mari kita jaga diri bersama-sama dan lakukan beberapa upaya antisipasi bencana, seperti tidak buang sampah sembarangan, menggencarkan penghijauan penanaman pohon. Jadi yang kita antisipasi tidak hanya masalah Covid-19 akan tetapi masalah kebencanaan juga penting," ujarnya.