Home Milenial Sekolah Kopi SMPN 4 Satap Pagentan Diapresiasi Kader Revolusi

Sekolah Kopi SMPN 4 Satap Pagentan Diapresiasi Kader Revolusi

Banyumas, Gatra.com– Kopi saat ini menjadi komoditas unggulan kawasan utara Banjarnegara. Even perlombaan kopi tingkat nasional juga kerap dimenangkan oleh kopi dari daerah pegunungan utara Banjarnegara.

Sadar akan potensi itu, SMPN 4 Satu Atap (Satap) Pagentan meluncurkan Sekolah Kopi sebagai program andalan. Program tersebut menjadikan sekolah berperan mendidik siswa dan warga sekolah untuk turut andil mengembangkan kopi, mulai produksi hingga distribusi.

Gagasan tersebut diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan mengunjungi Sekolah Kopi, Selasa (2/11). Hadir mewakili Dirjen SMP Kemendikbudristek, Kader Revolusi, dari Divisi Tata Kelola SMP Terbuka, Satap, Inklusi.

Kader mengungkapkan apa yang dilakukan SMPN 4 Satap Pegentan sangat menarik karena membekali siswa dengan ketrampilan dan pengetahuan tentang kopi mulai dari pembibitan hingga pengolahan

"Saya pikir ini perlu dikembangkan, karena bisa membekali siswa dengan pengetahuan dan skill wirausaha. Potensi ini dapat didorong lagi semisal membekali dengan kemampuan sablon dan packaging sehingga nantinya kopi bisa dikemas sendiri semenarik mungkin. Sehingga jika siswa lulus, mereka sudah bisa membuka usaha" ujar Kader, Selasa (2/11).

 

 

 

 

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga( Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara Noor Tamami berharap serupa. Ia ingin agar apa yang dilakukan oleh SMPN 4 Satap Pagentan dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lain.

 

 

 

 

"Semoga sekolah lain bisa meniru, disesuaikan dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kalau ini dilakukan, maka akan meningkatkan daya saing yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Noor.

 

 

 

 

Kepala SMPN 4 Satap Pegentan Saefudin mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh sekolahnya dilatarbelakangi oleh rata-rata orang tua siswa yang merupakan petani kopi.

 

 

 

 

"Kita tidak ingin para siswa lupa dan tidak paham dengan apa yang dilakukan orang tuanya. Kita mengembangkan kopi arabika ini, harapannya nanti para siswa juga dapat mengembangkan kopi ini sebagaimana orang tuanya, karena nilai ekonomi kopi ini cukup tinggi," pungkas Saefudin.

1229