Glasgow, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan iklim di Indonesia dapat dicapai karena menempatkan aksi iklim dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Di mana pertimbangan aspek lingkungan dengan ekonomi dan sosial harus juga dipadukan.
Hal itu disampaikan Jokowi saat berbicara dalam World Leaders Summit on Forest and Land Use, di Scotish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, yang digelar pada Selasa, (2/11).
“Kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan harus memadukan pertimbangan lingkungan dengan ekonomi dan sosial. Kemitraan dengan masyarakat juga diutamakan,” ujar Kepala Negara dalam pidatonya, dilansir siaran pers dari laman resmi Presiden pada Selasa, (2/11).
Di hadapan para pemimpin dunia, Jokowi menjelaskan bahwa program perhutanan sosial dibuat agar konservasi hutan disertai terciptanya penghidupan bagi masyarakat sekitar. Hal ini penting, karena 34% dari seluruh desa di Indonesia berada di perbatasan atau di dalam kawasan hutan. “Jutaan masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor kehutanan. Menafikan hal ini bukan saja tidak realistis, namun juga tidak akan sustainable,” tegasnya.
Jokowi menyebut bahwa 90% penduduk dunia yang hidup dalam kemiskinan ekstrem bergantung pada hutan. Penyalahgunaan isu perubahan iklim sebagai hambatan perdagangan adalah kesalahan besar. Hal itu akan menggerus trust terhadap kerja sama internasional atasi climate change, dan malah menghalangi pembangunan berkelanjutan yang justru sangat dibutuhkan.
Jokowi menilai bahwa pengelolaan hutan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan menjadi satu-satunya pilihan. Indonesia siap berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk itu.
Dalam pertemuan tersebut, hanya ada 3 pembicara yang mendapat undangan khusus dari Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson. Selain Johnson, yang mendapatkan kesempatan berbicara adalah Presiden Kolombia Ivan Duque, dan Jokowi.