Jakarta, Gatra.com- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Bhayangkara Mural Festival 2021 diadakan untuk memberikan ruang kritik bagi institusi Polri. Sigit justru 'menantang' para peserta dan menyebut bagi yang berani kritik akan jadi 'sahabat Kapolri'.
Jadi di kesempatan ini kita sampaikan kepada rekan-rekan muralis, nanti yang gambarnya bagus, tentunya akan ada dewan juri khususnya tentang kritik Polri. Kalau itu gambarnya paling pedas itu akan juga akan kami terima, dan saya jamin, yang berani menggambar itu akan jadi sahabatnya Kapolri, jadi temannya Kapolri, kata Sigit di Lapangan Bhayangkara, Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/10).
Menurut Sigit, kritik dengan mural merupakan bentuk aspirasi masyarakat yang memberikan gambaran atas institusi Polri saat ini. Nantinya akan dilakukan evaluasi dan pembenahan internal, guna menjadi lebih baik dan diharapkan masyarakat lagi.
"Kami institusi Polri menginginkan bahwa masyarakat bisa memberikan gambaran kepada kami tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang Polri, sehingga kami tiap hari bisa membenahi institusi, kita bisa siapkan institusi ini, personel-personel kami jadi lebih baik. Jadi Polri yang dipercayai publik, Polri yang dicintai masyarakat," kata eks Kapolda Banten ini.
Sigit mengakui bahwa diselenggarakannya festival mural ini muncul setelah adanya peristiwa mural 'Jokowi 404: Not Found'. Mural itu ditemukan di kawasan Batuceper, Kota Tangerang, dan langsung dihapus dengan cat hitam oleh aparat gabungan setempat. Polisi sempat memburu seniman yang membuatnya.
"Ide ini muncul dari diskusi, karena muncul peristiwa 404 Presiden Jokowi Not Found. Kemudian ada aksi di lapangan yang menjadi polemik, ada yang menghapus, ada juga yang membiarkan. Jadi kali ini kita sampaikan bahwa pemerintah, polisi tidak anti-kritik," kata eks Kabareskrim ini.
Kapolri pun mengapresiasi partisipasi masyarakat yang menyambut baik kegiatan ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada peserta telah menyampaikan kritikan yang membangun untuk Polri.
"Tentunya ini jadi kebanggaan kami bahwa ternyata kawan-kawan tidak takut dan berani tampil. Gambar yang positif, negatif, silahkan. Kami akan menghargai betul. Sekali lagi, kritik, memberi masukan, positif, negatif juga boleh, akan jadi teman pak Kapolri," pungkas Sigit.
Diketahui, beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan soal mural mirip Presiden Joko Widodo. Pada bagian mata sosok itu, ditulis '404: Not Found'. Mural itu ditemukan di kawasan Batuceper, Kota Tangerang, dan langsung dihapus dengan cat hitam oleh aparat gabungan setempat. Polisi sempat memburu seniman yang membuatnya.
Sejurus itu, seorang pria asal Tuban, Jawa Timur yang sempat menawarkan kaos dengan desain mural 'Jokowi 404: Not Found' pun ditangkap polisi. Pria itu dicokok setelah menawarkan kaos dengan desain mural wajah Jokowi melalui akun Twitter miliknya @ombrewoks3.
Setelah insiden itu, tumbuh subur mural-mural yang mengkritik pemerintah, seperti 'Wabah Sesungguhnya adalah Kelaparan', 'Tuhan Mau Kami Gambar', 'Thx Jokowi Im Dead', 'Bisnis di Pandemic', 'NKRI harga Rp10 rb/KK. Semua mural itu disinyalir telah dihapus aparat.