Dumai, Gatra.com- Aksi heroik polisi yang rela menggendong seorang korban banjir di Dumai, Riau, menjadi perhatian warga setempat. Pasalnya banjir yang seolah menjadi agenda rutin itu, terdapat dua orang lansia yang memilih enggan untuk di evakuasi dan memilih untuk menetap di dalam rumah mereka, mediasi yang alot berujung pada Kapolsek setempat harus menggendong korban ketempat yang lebih aman.
Aksi itu bermula saat jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Dumai Kota berpatroli untuk melakukan evakuasi pasca di guyur hujan lebat tiga hari lamanya sejak Selasa (26/10) lalu. Diperjalannya polisi mendapat laporan dari warga kalau ada lansia yang menolak di evakuasi tepatnya di RT 16 Kelurahan Bintan, Kecamatan Dumai Kota.
Mendapat informasi tersebut kepolisian langsung mendatangi rumah Yessefni salah seorang nenek berumur 56 tahun itu. Evakuasi tak berjalan lancar ulah nenek yang kekeh menolak untuk di evakuasi, kendati demikian mediasi itu membuahkan hasil dan berujung Kapolsek Dumai Kota, Ipda Reynaldi Yudhista harus menggendong korban banjir untuk dievakuasi.
Berjarak lebih kurang 150 meter, kedua Lansia ini digendong hingga ketempat yang aman dari genangan air yakni menuju ke mobil Patroli Sabhara Polsek Dumai Kota.
Tidak cukup sampai disitu, aksi kemanusiaan jebolan akpol 2018 itu berlanjut hingga, kedua lansia tadi dilarikan ketempat yang layak yakni; di antar ke Wisma Elite. Disana lansia itu rencananya akan dirawat dan ditangani tim medis mengingat usia yang sudah senja dengan biaya ditanggung oleh Kapolse pula.
Kapolsek Dumai Kota, Ipda Renaldy Yudhista, kepada Gatra.com mengatakan, memang dirinya sedikit merasa kesulitan saat hendak mengevakuasi dua orang lansia yang menjadi warganya tersebut. Pasalnya anak dan cucu kedua lansia itu juga tak berhasil merayu nenek dan seorang kakek diwilayah lainnya untuk di evakuasi.
"Tapi ya alhamdulillah kita berhasil mengevakuasi kedua warga kita, itu pada pukul 18.00 Wib Jum'at (29/10) lalu," ujar Kapolsek alumnus Akpol 2018 itu kepada Gatra.com, Sabtu (30/10).
Lebih lanjut Renaldy menyebut, tugas kemanusiaan saat melakukan evakuasi tersebut sedikit membuat khawatir yang mana evakuasi itu harus berpacu dengan waktu dikarenakan tingkat curah hujan yang tinggi serta banjir yang terus naik hingga sepinggang orang dewasa membuat dirinya khawatir akan keselamatan warganya.
"Ini merupakan tugas kemanusiaan kita dari Polri tanpa memandang status terlebih lagi ini menyoal keselamatan nyawa seseorang, secara tugas dan moral menjadi tanggung jawab kita," ungkapnya.
Evakuasi terus berlanjut kerumah salah seorang nenek bernama Endri Pazri (65) lagi-lagi lansia itu menolak untuk di evakuasi meski banjir sudah memasuki rumah mereka di RT.16 No.32 Kelurahan Bintan, Kecamatan Dumai Kota, Kota Dumai.
Di sana nenek tersebut lagi-lagi menolak di evakuasi, anak dan cucu yang tak tega untuk meninggalkan korban terpaksa memilih menetap didalam rumah, hingga akhirnya kembali berhasil di evakuasi kembali oleh kapolsek.
"Ada warga yang mengungsi, ada juga warga yang tetap bertahan. Dari hasil pengecekan, lokasi banjir merendam rumah warga di wilayah Kecamatan Dumai Kota. Khusus Kelurahan Bintan, 110 rumah yang terendam," katanya.
Dia menjelaskan, genangan air paling dalam di Jalan Jambu RT 16. Kedalamannya berkisar 70 cm dan merendam 34 rumah. Bahkan, banjir juga merendam rumah warga di Jalan Mata, Jalan Mangga, Jalan Bintan, dan Jalan Paris. Di Jalan Paris, tercatat ada 10 rumah yang terendam. "Jumlah rumah warga terendam banjir antara 10-34 unit. Saat ini sebagian warga masih bertahan di rumah masing-masing," katanya.
Pantauan Gatra.com saat ini pihak BPBD dan Kepolisian setempat masih terus melakukan evakuasi terhadap korban banjir dan mendirikan posko serta dapur umum untuk korban banjir itu.
"Ada warga yang mengungsi, ada juga warga yang tetap bertahan. Dari hasil pengecekan, lokasi banjir merendam rumah warga di wilayah Kecamatan Dumai Kota. Khusus Kelurahan Bintan, 110 rumah yang terendam," katanya.
Dia menjelaskan, genangan air paling dalam di Jalan Jambu RT 16. Kedalamannya berkisar 70 cm dan merendam 34 rumah. Bahkan, banjir juga merendam rumah warga di Jalan Mata, Jalan Mangga, Jalan Bintan, dan Jalan Paris. Di Jalan Paris, tercatat ada 10 rumah yang terendam. "Jumlah rumah warga terendam banjir antara 10-34 unit. Saat ini sebagian warga masih bertahan di rumah masing-masing," katanya.