Jakarta, Gatra.com- Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama merefleksikan Hari Sumpah Pemuda sebagai modal bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat ikatan solidaritas dan persatuan di tengah berbagai terpaan persoalan bangsa akibat Pandemi Covid-19.
Dalam pidato kebangsaan yang disampaikan pada acara Panggung Kebangsaan 93 Tahun Sumpah Pemuda: Menakar Kinerja 2 Tahun Jokowi-Amin yang diselenggarakan oleh PB HMI di Sekretariat PB HMI, Jakarta, Kamis malam (28/10), Raihan mengajak kepada semua elemen bangsa terutama pemuda untuk bahu-membahu melawan Covid-19 agar Indonesia dapat keluar dari keterpurukan akibat Covid-19.
"Virus ini tidak bisa dikalahkan dengan hanya mengandalkan sebagian elemen bangsa, sementara elemen bangsa lainnya abai. Kita butuh solidaritas! Kita harus bersatu dan bangkit! Hari Sumpah Pemuda adalah momentum untuk semakin mempererat solidaritas dan persatuan kita. Modal solidaritas dan persatuan kita hari ini lebih kokoh daripada saat Sumpah Pemuda diikrarkan tahun 1928, di mana Indonesia sebagai nation-state masih ada dalam cita dan harapan," ucap Raihan.
Pada kesempatan tersebut, Raihan mengapresiasi kerja keras pemerintah dan semua elemen bangsa dalam menangani pandemi yang semakin terkendali. Menurut Raihan, pemerintah telah menetapkan anggaran yang sangat besar untuk Penanganan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19. Tercatat, pada tahun 2020, besaran dana PEN dan Penanganan Covid-19 adalah Rp 695,2 T dan tahun 2021 meningkat menjadi Rp 744,75 T akibat lonjakan kasus Covid-19.
Anggaran yang sangat fantastis ini sangat potensial untuk disalahgunakan. Oleh karena itu, akuntabilitas anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19 harus dikelola dan diawasi secara transparan dengan melibatkan publik, termasuk organisasi masyarakat sipil. "PB HMI harus mengawal dan mengawasi akuntabilitas dan transparansi anggaran tersebut," terang Raihan.
Selain itu, Raihan menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07% (year-on-year) di triwulan II-2021. "Membaiknya perekonomian nasional ini harus kita sambut dengan penuh gembira sekaligus penuh harap-harap cemas. Meskipun ekonomi mengalami perbaikan, tetapi jurang kesenjangan sosial di Indonesia semakin melebar di tengah pandemi. Pada satu sisi angka kemiskinan mengalami peningkatan, jumlah pengangguran bertambah, rata-rata upah pekerja Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,95 persen, namun pada sisi lain, jumlah orang kaya dan ultrakaya di Indonesia mengalami kenaikan secara eksponensial di tengah pandemi," kata Raihan.
Berdasarkan laporan lembaga keuangan Credit Suisse, lanjut Raihan, bahwa jumlah orang kaya pada tahun 2020 dengan nilai kekayaan 1 juta dollar AS atau lebih meningkat 61,69% dibandingkan dengan tahun 2019, menjadi sebanyak 171.740 orang. Sedangkan jumlah orang ultra kaya pada tahun 2020 dengan nilai kekayaan 100 juta dollar AS naik 22,29% menjadi 417 orang ketimbang tahun 2019.
"Kondisi ini merupakan sebuah ironi bagi negara yang menganut Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang. Ini adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah dan bagi kita semua untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, salah satunya adalah mendorong lahirnya social-entrepreneur yang tidak hanya berorientasi pada profit, melainkan juga benefit untuk banyak orang. PB HMI telah memulai dengan me-launching program Inkubator Kewirausahaan beberapa waktu lalu," bebernya.
Persoalan lain yang disoroti oleh PB HMI di Hari Sumpah Pemuda ke-93 ini adalah menurunnya kualitas demokrasi Indonesia akibat menguatnya populisme dengan sentimen rasial, etnis dan agama yang merusak sendi-sendi kebangsaan dan kebhinekaan kita, penyempitan ruang perbedaan berpendapat karena penggunaan pasal karet dalam UU ITE dan tindakan represif dan kekerasan oknum aparat keamanan dalam pengamanan aksi demonstrasi, serta menurunnya indeks persepsi korupsi Indonesia.
"PB HMI sebagai bagian entitas masyarakat sipil siap memenangkan demokrasi dengan memasifkan wacana kebangsaan dan kebhinekaan serta keislaman yang moderat di ruang publik, mendorong pemerintah dan legislatif untuk melakukan penyempurnaan UU ITE demi mencegah penyempitan ruang publik, dan mengawal dan mengawasi kekuasaan agar tidak melakukan abuse of power," ucap Raihan.
Di akhir pidato kebangsaaanya, Raihan mengajak semua pemuda untuk menjadikan Hari Sumpah Pemuda sebagai momentum untuk merefleksikan kondisi kebangsaan kita sekaligus memproyeksikan masa depan bangsa ini. "Pemuda adalah aktor sentral dalam setiap babakan sejarah perjalanan bangsa ini. Kita diwarisi api idealisme, cita-cita, optimisme dan harapan oleh generasi sebelum kita, dan kita harus menyalakan api tersebut untuk menyokong kemajuan Indonesia," pungkasnya.