Jakarta, Gatra.com - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) merespons berbagai keluhan masyarakat petani jeruk di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), yang mengalami kerugian pascabencana banjir di wilayah Kalsel pada awal tahun 2021.
Dilansir dari siaran pers yang diterima Gatra.com pada Kamis, (28/10) bencana tersebut menyebabkan rusaknya lahan budi daya tanaman jeruk di Kabupaten Kuala mencapai sekitar 10.000 hektar. Tak hanya itu, beberapa permasalahan lainnya pun disampaikan oleh para petani seperti kesulitan mendapatkan pupuk, kapur dan obat untuk budi daya tanaman jeruk, terbatasnya pintu penyaluran dan pemasaran jeruk, hingga rendahnya harga jual jeruk dari para petani.
Mendengar hal tersebut, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mendorong agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Kuala untuk meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat tani. Seperti, melalui percepatan penyaluran bantuan bibit tanaman jeruk kepada para petani yang mengalami kerugian pascabanjir.
"Saya mengapresiasi Gubernur Kalsel yang telah menyiapkan anggaran untuk mengganti tanaman jeruk yang rusak akibat bencana banjir. Penyaluran bantuan tersebut perlu dipastikan tepat sasaran, tepat waktu dan tepat guna," ujarnya, Kamis, (28/10).
Yeka juga berpendapat perlunya koordinasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) maupun Pemprov Kalsel dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk segera memberikan bantuan bibit tanaman jeruk guna mendukung budi daya tanaman jeruk.
"Tanaman jeruk ini rusak karena bencana banjir, jadi ada kewenangan di BNPB atau BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] untuk mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana untuk mengganti tanaman jeruk yang terdampak banjir. Bantuan dari gubernur diperkirakan baru bisa menjangkau 1.600 Ha [hektar], baru 16 persen dari areal yang rusak," katanya.
Selain itu, tambah Yeka, peristiwa banjir ini perlu diantisipasi ke depannya agar dapat dimitigasi upaya pencegahannya. "Alam telah memberi tanda kepada kita dengan banjir ini, mari berikhtiar bagaimana mencegahnya. Jangan sampai sentra produksi jeruk terbesar di Kalsel ini menjadi berkurang," tuturnya.