Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), memandang keluarga punya peran penting dalam meningkatkan budaya literasi Indonesia yang masih rendah saat ini. Oleh karenanya, keluarga menjadi salah satu sasaran dari Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Endang Aminudin Aziz, menumbuhkan kesadaran di masyarakat bahwa literasi adalah kemampuan yang paling asasi dan hakiki yang wajib dimiliki oleh setiap orang adalah hal yang krusial. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat bisa menjalankan kehidupan dengan baik dan benar.
"Demi mengukuhkan kecakapan hidup, literasi bukan hanya berurusan dengan kemampuan mengenal huruf, angka, atau gambar, bahkan suara, melainkan juga terkait dengan kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, menilai, dan mencipta," kata Aminudin dalam keterangannya, Rabu (27/10).
Kemampuan kreatif tersebut yang nantinya diharapkan bisa dimiliki oleh semua anak Indonesia sebab kreativitas selalu tanpa batas.
Dalam kesempatan yang sama, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Franka Makarim, juga mengingatkan pentingnya kemampuan membaca bagi anak-anak. Membaca tidak hanya akan memberikan pengetahuan, tetapi juga dapat membangun karakter.
"Membangun kebiasaan membaca dalam keluarga itu, apalagi di tengah perkembangan media sosial yang begitu cepat saat ini, anak-anak seringkali lebih tertarik menggunakan gawai daripada membaca buku," tutur Franka.
Namun, tidak menutup kemungkinan untuk membangun ekosistem yang kuat di keluarga dan kuncinya ada di dalam diri orang tua. Hal ini lah digarisbawahi oleh Franka, bahwa keluarga memiliki peran strategis dalam pencapaian literasi anak.
"Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama yang menanamkan pengetahuan untuk keberhasilan anak tidak hanya di sekolah tetapi dalam kehidupannya di masa depan," pungkasnya