Jakarta, Gatra.com – Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara merata di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan pembangunan TIK sesuai Peta Jalan Indonesia Digital 2021–2024 sebagai panduan strategis mempercepat transformasi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menegaskan, salah satu upaya pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur TIK melalui penguatan kerja sama dengan negara lain.
"Ini adalah terjemahan langsung dari instruksi Bapak Presiden terkait dengan Roadmap Digital Indonesia. Arahan strategis Presiden khususnya dalam pembangunan infrastruktur TIK di Indonesia," ujarnya usai bertemu dengan Duta Besar Prancis Olivier Chambard di Widya Chandra Jakarta Selatan, Selasa (26/10).
Johnny menyatakan pemerintah menyambut baik dan mengapresiasi Pemerintah Prancis yang telah menunjukkan komitmen kuat untuk bersama-sama membangun Indonesia.
"Kami menyambut baik kerja sama antara Indonesia dan Prancis, karena ini akan memberikan dukungan infrastruktur TIK di Indonesia yang lebih baik di masa-masa yang akan datang. Secara khusus pemanfaatan satelit telekomunikasi. Di masa pandemi Covid-19 hubungan dan relasi itu semakin dekat dan Pemerintah Prancis menunjukkan komitmen yang kuat untuk membangun bersama-sama Indonesia," tandasnya.
Menkominfo memaparkan, untuk pemerataan infrastruktur telekomunikasi, Pemerintah telah membangun komponen backbone dengan penggelaran fiber optic. Di saat bersamaan, Pemerintah juga membangun Base Transceiver Station (BTS) di seluruh kawasan 3T. Sementara, operator telekomunikasi seluler membangun di kawasan komersial yang saat ini belum tersedia layanan 4G.
"Kita juga membangun middle mile, baik itu microwave link maupun satelit. Nah, satelit ini adalah bagian middle mile. Kita harapkan Satelit SATRIA -I akan diluncurkan ke orbit di pertengahan tahun 2023 dan commercial operation-nya bisa dilakukan di kuartal keempat tahun 2023," jelasnya.
Menurut Johnny, pembangunan Satelit Multifungsi Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-I dilakukan dengan Thales Alinea Space. Bahkan menurutnya, saat ini sudah ada lima satelit di Indonesia yang diproduksi perusahaan asal Prancis itu, termasuk Satelit Telkomsat.
"Satelit SATRIA-I dan Telkomsat tersebut dapat menyediakan bandwidth masing-masing sebesar 150 GBps dan 32 GBps. Satelit Telkomsat sebentar lagi akan ditandatangani antara Thales dan Telkomsat. Diharapkan meluncur di orbit pada kuartal pertama tahun 2024," ujarnya.
Menteri Johnny menjelaskan dalam waktu dekat Kementerian Kominfo akan melakukan reviu Proyek Satelit SATRIA-I di Prancis. Menurutnya, desain satelit telah selesai dan proses teknis produksi akan segera dimulai.
"Akan dilakukan project review meeting di Prancis, evaluasi per tahapan pertama dari perkembangan proses produksi Satelit SATRIA-I. Desain reveal-nya sdh selesai dan produksi akan segera dimulai secara teknis," jelasnya.
Selain pembangunan satelit, Menkominfo juga membahas pembangunan Pusat Data Pemerintah yang kini sedang dalam proses perancangan tahap akhir.
"Kami juga mendiskusikan dengan Bapak Duta Besar terkait dengan pembangunan Pusat Data Pemerintah atau government cloud yang saat ini sedang dalam proses tahap akhir bersama Pemerintah Prancis. Sebentar lagi kita harapkan proses pengadaannya bisa kita mulai," ungkapnya.
Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard, mengatakan, Pemerintah Prancis terus memperkuat hubungan kerja sama dengan Indonesia terutama di bidang teknologi komunikasi.
Menurut Olivier, dengan terpilihnya Thales Alinea Space, mendorong Pemerintah Prancis berkomitmen tidak hanya dalam kerja sama secara ekonomi, namun melakukan transfer keahlian dan teknologi kepada Indonesia.
"Kami di sini tidak hanya menjalin kerja sama ekonomi namun juga melakukan transfer teknologi antara Prancis dan Indonesia," katanya.
Selain dalam produksi satelit, Pemerintah Prancis juga akan menjalin kerja sama dalam bidang lain, di antaranya adalah pembangunan pusat data pemerintah atau government cloud. Olivier menegaskan, pemerintah Prancis siap untuk bekerja sama dan melakukan yang terbaik untuk Indonesia.
"Banyak yang akan kita lakukan bersama dan kami akan selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia," tegasnya.
Dalam pertemuan ini, Duta Besar Prancis Olivier Chambard didampingi oleh CEO Thales Indonesia, Olivier Rabourdin, dan CEO South East Asia Thales, Nicolas Bouverot.
Sementara itu, Menkominfo didampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Ismail; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan; dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Anang Latif.