Banyumas, Gatra.com – Kampleng, 42 tahun, warga RT 02 RW 05 Dusun Sipentul, Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga, terlihat semringah. Wajahnya ceria saat menerima kunjungan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi beserta rombongan. Betapa tidak, kunjungan itu pertanda Kampleng bisa mulai menempati rumah barunya!
Rumah baru tersebut merupakan usaha bareng Palang Merah Indonesia (PMI), BAZDA, serta sumbangan perangkat desa setempat. Sebelumnya, Kampleng hanya menempati gubuk yang tidak layak huni dan dalam bahaya longsor. Maklum Dusun Pentul, warga biasa menyebutnya begitu, terletak pelosok dan di daerah rawan bencana tanah longsor.
Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, Kampleng yang menyandang disabilitas, sering dibantu oleh tetangganya. Kampleng yang tidak memiliki istri, kesehariannya juga merawat kakak kandung perempuannya, Kiptiah yang juga menderita sakit stroke.
“Tetapi Kampleng tak mau hanya mengandalkan bantuan tetangganya, dia mulai membuat kerajinan dari kayu seperti keris, miniatur alat pertanian dan mainan kayu lainnya,” kata Kepala Desa Gunung Wuled, Latif, dalam keterangannya, dikutip Minggu (24/10).
Latif mengungkapkan, meski secara fisik tubuhnya tidak sempurna, namun Kampleng memiliki semangat untuk hidup dan berusaha. Hanya saja, ketika dirinya melihat rumah Kampleng, merasa tidak tega. Latif akhirnya menghubungi berbagai pihak termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) Purbalingga.
“Akhirnya PMI menggandeng Bazda, dan didukung perangkat desa hingga terkumpul uang Rp 58 juta untuk membangun rumah Kampleng yang lebih layak. Untuk seisi perabotan rumah, dibantu dari Bank Artha Perwira dan BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga,” ujar Latif.
Bupati Purbalingga yang juga Ketua PMI, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang peduli kepada Kampleng ditengah keterbatasan fisiknya. “PMI bersama Bazda dan didukung Pemdes Gunungwuled, telah membangun rumah yang layak huni berukuran 5 x 10 meter di tanah milik perangkat desa setempat. Mudah-mudahan, rumah ini bisa mendukung kerja Kampleng membuat kerajinan dari kayu,” ucap Tiwi.
Bupati Tiwi juga mengaku kagum dengan semangat Kampleng untuk menjalani kehidupan. Kondisi fisik tak menghalanginya untuk terus menjalankan usaha yang diberi nama Bekatul (Berkah Karya Pentul).
“Kampleng tadi menyampaikan perlu bantuan peralatan pertukangan kayu, dan kami akan mewujudkan permintaan Kampleng agar bisa mendukung kerjanya lebih baik lagi,” katanya lagi.