Bantul, Gatra.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan Kalpataru 2021 kepada perintis dan pengelola kawasan wisata hutan pinus Mangunan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Purwo Harsono.
Keberhasilan Ketua Koperasi Notowono meraih penghargaan dalam kategori Perintis Lingkungan6 ini dirayakan dengan kenduri bersama pada Jumat sore (22/10).
"Penghargaan ini saya terima langsung di Kementerian KLH pada Kamis (14/10) minggu lalu. Saya dinilai berhasil dalam pengembangan hutan dari sisi ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat, pemeliharaan hutan, dan fungsi sosial," kata Ipong, panggilan akrabnya.
Ipong bercerita dirinya semula enggan diajukan sebagai nominasi penerima Kalpataru karena konsekuensinya berat. Sebab, menurut dia, langkahnya mendampingi masyarakat untuk mengelola hutan pinus sejak 2014 itu bukan untuk lomba, melainkan demi kesejahteraan bersama.
Bermula dari destinasi wisata Kaki Langit, perlahan-lahan Desa Mangunan bangkit ekonominya dengan kehadiran berbagai objek wisata berbasis hutan pinus dan pemandangan alam. Lima objek wisata yang berkembang di kawasan itu saat ini menjadi andalan Pemkab Bantul. Kawasan Mangunan pun sempat disambangi mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama.
Dia menjelaskan, kawasan hutan pinus Mangunan dikembangkan pertama kali pada akhir 2014, yakni di destinasi wisata Kaki Langit. Pada 2015 mulai dibangun kawasan wanawisata, hingga akhirnya berkembang sampai saat ini.
"Ada ratusan warga yang ikut mengelola kawasan wisata hutan pinus Mangunan. Tercatat sebelum pandemi, sekitar 724 orang menggantungkan nafkahnya di sini. Namun saat pandemi berkurang menjadi 394 orang,"lanjutnya.
Dalam merintis kawasan wisata, Ipong terus melakukan pendampingan ke masyarakat serta mensosialisasikan pentingnya pelestarian hutan di tengah-tengah pemanfaatannya sebagai tempat wisata. Tak hanya itu, Koperasi Notowono juga rutin memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Kedatangan hampir dua juta wisatawan setiap tahunnya ke sini seperti menjadi berkah sendiri. Dalam kondisi normal perputaran uang di sini mencapai Rp21 miliar. Sebelumnya pemanfaatan bantuan dari pemerintah hanya Rp7,2 miliar," jelasnya.
Keberhasilan mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan ini semakin membanggakan bagi Ipong karena dirinya mampu merawat warisan dari nenek moyang berupa hutan yang masih asri.
"Ke depan saya akan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana bahaya terhadap penembangan kayu secara liar. Setiap orang yang ketahuan menebang pohon, kami meminta dia menanam dua kali lipatnya," lanjutnya.
Pasalnya kegiatan penebangan kayu liar menimbulkan bahaya ekologi yang merugikan masyarakat sendiri seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
Melalui syukuran ini, Ipong berharap dunia wisata di DIY bangkit kembali dan pihaknya menargetkan memperbaiki sarana serta prasarana objek wisata yang terbengkalai selama pandemi.
"Sekali lagi Kalpataru ini bukan prestasi Purwo Harsono saja tapi kerja keras semua termasuk para petani hutan. Hari ini kita juga akan tanam tiga pohon pule yang melambangkan rimbunnya dan teduhnya kehidupan," katanya.
Menantu Gubernur DIY, Kanjeng Pangeran Haryo Yudonegoro, mengapresiasi penghargaan Kalpataru yang didapat Ipong. Baginya ini merupakan hasil dari semua orang yang menghidupkan kawasan wisata.
"Kami apresiasi kerja keras kawan-kawan dan petani di Mangunan. Harapannya tahun depan lagi, jangan kendor,"ucapnya.