Mataram, Gatra.com - Seismisitas di wilayah NTB dan sekitarnya yang tercatat dan teranalisa oleh Stasiun Geofisika Mataram hingga minggu Ketiga Periode 15 - 22 Oktober 2021, menunjukkan terjadi gempabumi sebanyak 95 kejadian yang didominasi kejadian dengan Magnitudo <3.0 dan kedalaman dangkal <60 Km.

"Dari 95 kejadian tersebut terdapat dua kejadian gempabumi yang dirasakan sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat, " kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Mataram, Ardhianto Septiadi, kepada Gatra, Jumat (22/10)

Ia menyatakan, kejadian gempabumi dirasakan terjadi pada 16 Oktober 2021 pukul 04:18:23 WITA dengan M 4.8 dan kedalaman 10 km dirasakan di Lombok Utara IV MMI, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Mataram III MMI dan pada 20 Oktober 2021 pukul 17:21:11 WITA dengan M 4.7 dan kedalaman 10 km dirasakan di Lombok Utara dengan intensitas III MMI.

Analisa gempabumi di wilayah NTB dan sekitarnya pada Minggu Ketiga Periode 15 - 22 Oktober 2021 dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu gempabumi berdasarkan magnitudo, frekuensi kejadian, kedalaman tiap kejadian gempabumi dan dominasi sumber gempabumi.

Menurut dia, berdasarkan grafik frekuensi Kejadian Gempabumi Minggu Ketiga Periode 15 - 22 Oktober 2021 terlihat kejadian gempabumi terbanyak pada tanggal 20 Oktober 2021sejumlah 19 Kejadian.

Berdasarkan besar magnitudonya gempa dengan M < 3 sebanyak 79 kejadian, gempa dengan 3 ? M ? 5 sebanyak 16 kejadian dan tidak terdapat kejadian untuk gempa dengan M > 5. Pada tanggal 20 Oktober 2021 mendominasi kejadian gempabumi di Minggu Ketiga Periode 15 - 22 Oktober 2021 dengan jumlah 16 kejadian pada rentang M < 3.

Berdasarkan kedalaman gempabumi dengan kedalaman < 60 km sebanyak 73 kejadian, gempabumi dengan 60 km ? D ? 300 km sebanyak 21 gempabumi dan terdapat 1 kejadian gempabumi dengan kedalaman > 300 Km.

Selanjutnya, berdasarkan kondisi Seismisitas Wilayah NTB dan Sekitarnya Minggu Ketiga Periode 15 - 22 Oktober 2021 aktivitas gempabumi didominasi di daerah sumber gempabumi subduksi.

Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.