Banyumas, Gatra.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banjarnegara menyarankan pemerintah untuk menambah dan meningkatkan pelayanan pos infeksi. Ini dilakukan untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.
“Pemerintah harus bergandeng tangan, bersama sama menghadapi gelombang tersebut. Perlu ada pos infeksi yang dimanfaatkan oleh masyarakat, selain Posyandu yang sudah ada sejak lama,” kata Ketua IDI Banjarnegara, dr Agus Ujianto.
Agus yang juga Direktur RS Islam Banjarnegara ini mengatakan, pos infeksi ini bisa dibentuk dari pemerintah pusat, hingga desa bahkan RT sekalian. Pembentukan pos semacam ini, bisa menekan biaya saat berada di rumah sakit.
Baginya kebijakan pemerintah seperti PPKM, vaksin dan lainnya sudah cukup memiliki kekuatan hukum dan sudah bisa dilihat hasilnya, namun sifatnya penanggulangan secara individual. Dengan adanya pos infeksi, diyakini mampu menjadi benteng proteksi yang semakin maksimal.
“Saatnya mengelimininasi kemungkinan dampak pandemi, 5M masyarakat sudah hafal. Saatnya mendirikan pos infeksi,” ujar dia.
Selain hal tersebut, masyarakat juga diminta sadar diri memproteksi secara mandiri. Menurutnya sistem kesehatan lancar jika ekosistem yang dibangun dipahami.
“Dokter dengan segala risiko juga sudah paham, perawat yang tadinya mending mengundurkan diri karena takut Covid juga sudah siap dan seterusnya jika siap semua, maka ekosistem kesehatan akan terealisasi dengan baik,” jelasnya.
Ia berharap masyarakat memanfaatkan platform kesehatan telemedicine, salah satunya digidoc yang memiliki alat remote medical consultation yang selangkah lebih maju dibandingkan telemedicine telekonsultasi lainya yang ada selama ini.
“Setidaknya masyarakat harus bisa memanfaatkan sesuai regulasi dan membantu disaat pandemi karena mengurangi kontak dengan presisi yang akurat. Jadi semoga bisa membantu ekosistem teknologi kesehatan di Banjarnegara, dan seharusnya Pemda dan masyarakat khususnya tenaga kesehatan membantu sukesnya membentuk ekosistem kesehatan yang lebih presisi terutama di masa pandemi,” bebernya.
Terpisah, Kabid Pelayanan Medis RS Islam Banjarnegara Joni Krismanto MKes menyatakan siap jika sampai terjadi gelombang ketiga Covid-19, pihaknya sudah mempersiapkan untuk jumlah bed khusus secara keseluruhan sekitar 86 buah, isolasi 60 bed, ICU isolasi 6 dengan peralatan HFNC, dan ventilator dan karantina 20 bed.
“Untuk oksigen kita punya supplier tetap yaitu Karyamas Gas dan tidak tetap satu. Untuk tenaga medis, dokter spesialis ada 3 dokter umum kita ada 6 orang. Secara umum apabila terjadi gelombang ketiga kita siap, tapi kita berdoa untuk tidak terjadi,” kata Joni.