Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, memyambangi beberapa pondok pesantren di Jawa Timur dalam momentum Hari Santri Nasional. Nadiem mengaku, kunjungan menyapa para santri kali ini adalah untuk mendengar dan belajar terkait perkembangan pendidikan di lingkungan santri.
Tempat yang dikunjungi Nadiem, adalah Pondok Pesantren Al-Falah, Kediri, Jawa Timur. Menurut mantan bos Gojek tersebut, Ponpes Al-Falah mempunyai kenangan tersendiri bagi dirinya. Nadiem mengaku pernah menjadi santri di Ponpes, meski cuma sebentar.
"Saya waktu umur 11 tahun saya datang menginap di Pondok Pesantren Al-Falah selama tiga hari. Seumur hidup saya, sekali saja menginap di pondok pesantren, dan Al-Falah adalah ponpesnya," kata Nadiem dalam Kunjungannya, Kamis (21/10)
Mendikbudristek pun juga berpesan pada para santri, untuk tidak takut bermimpi. Dia percaya, para lulusan pondok pesantren mampu menjadi orang besar. "Satu hal yang saya minta dari santri mohon jangan berhenti bermimpi apapun cita-citanya. Jangan pernaah takut ambil resiko dan kesempatan dalam hidup," tutur Nadiem.
Selanjutnya, Ponpes yang juga dikunjungi Nadiem yakni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Dihadapan ribuan santri di pondok pesantren itu Nadiem mengakui bahwa pendidikan di ponpes selama ini merupakan salah satu yang berhasil mewujudkan sumber daya manusia unggul.
"Saya di sini ingin mendengar dan belajar. Dengan saya mengunjungi beberapa Ponpes di Jatim, saya belajar banyak sekali. Saya belajar apasih rahasia Pondok pesantren bisa meningkatkan prestasi, banyak lumninya menjadi orang-orang penting," ujar Nadiem.
Ternyata, Nadiem menemukan satu kunci dari pendidikan di Ponpes yang selama ini mampu menjadikan santri sebagai SDM yang unggul. Kuncinya, adalah penguatan akhlak serta keinginan santri yang terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi akan terus difasilitasi.
"Makanya, kami ingin menciptakan sistem pendidikan untuk memerdekakan pelajar, santri salah satunya, untuk bisa memerdekakan generasi berikutnya dengan kurikulum pembelajaran yang fleksibel dan merdeka. Saya yakin, santri tidak akan kalah inovasinya dibanding murid lain," tandasnya.