Banyumas, Gatra.com– Hujan lebat yang mengguyur Banjarnegara, Jawa Tengah sejak Kamis siang (21/10) memicu banjir dan longsor di sejumlah wilayah di kaki Gunung Dieng ini. Tak hanya itu, bencana alam ini menyebabkan seorang balita di Desa Mlaya, Punggelan, tewas tertimbun longsor.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Andri Sulistyo SOR mengatakan, dari data yang dihimpun Pusdalops BPBD Banjarnegara pada 21 Oktober 2021, sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, tercatat ada 10 titik kejadian tanah longsor di wilayah Banjarnegara.
Maka dari itu, Andri meminta masyarakat Banjarnegara untuk waspada. Pasalnya, hujan lebat masih berpotensi terjadi di Banjarnegara dan bisa memicu bencana longsor mapun banjir. “Mohon untuk warga masyarakat yang berada di wilayah rawan longsor, untuk selalu waspada jika terjadi hujan lebat lebih dari dua jam,” kata Andri, Kamis malam.
Dia juga mengimbau masyarakat agar mengvakuasi diri ke rumah sanak kerabat yang aman dan melaporkan ke perangkat desa jika wilayah tempat tinggalnya rawan longsor. Selain itu BPBD juga mengajak desa tangguh bencana untuk proaktif membangun sistem komunikasi dan saling memantau kondisi lingkungan.
"Kami juga minta kerja sama dari pemerintah desa terlebih bagi yang sudah dibentuk Destana untuk proaktif, bangun sistem komunikasi dan saling memantau lingkungan rawan," tandasnya.
Andri mengungkapkan, selain menyebabkan korban jiwa akibat longsor sejumlah akses jalan belum bisa dilalui dengan maksimal karena hujan masih turun dan belum memungkinkan untuk pembersihan.
“Akan kami koordinasikan dulu dengan PUPR terkait pembukaan akses yang tertutup longsor, karena setidaknya ada delapan laporan kejadian tanah longsor yang masuk ke Pusdalops. Dan semuanya harus tertangani dengan baik,” kata Andri.
Diketahui, seorang balita dilaporkan tewas tertimbun longsor di Dusun Sidakarya, RT 06/03, Desa Mlaya, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Kamis (21/10). Balita tersebut tertimbun longsor ketika tidur di rumahnya.
Andi mengatakan material longsor yang menimpa rumah warga ini terjadi setelah hujan deras dan angin kencang sejak pukul 14.00 WIB. Longsor terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Tebing setinggi empat meter dan panjang enam meter menimpa sebuah rumah yang membuka warung kelontong.
Saat longsor terjadi, balita bernama Gilang Angga Putra (3) dan kakak perempuannya, Afiyanti (23) tengah tidur di warung sekaligus bagian rumah yang paling dekat dengan tebing.