Home Gaya Hidup Kantong Semar Endemik Gunung Slamet Terancam Punah!

Kantong Semar Endemik Gunung Slamet Terancam Punah!

Banyumas, Gatra.com - Tanaman endemik lereng selatan Gunung Slamet, Nepenthes adrianii alias kantong semar terancam punah akibat pencurian dan penjarahan. Pegiat lintas alam bebas dan mahasiswa pecinta alam pun berupaya melakukan penyelamatan tanaman karnivora tersebut di green house Baturraden Adventure Forest (BAF), Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
 
Pegiat alam bebas, Agus Triono mengatakan, penyelamatan tanaman tersebut tak lepas dari peran mapala dan rekan-rekannya. Awalnya mereka mencoba mengidentifikasi keberadaan tanaman tersebut hingga kemudian diselamatkan dan dibudidayakan di green house BAF.
 
"Ini kan kantong semar endemik Gunung Slamet. Teman-teman yang menyelamatkan, lalu diperbanyak, kemudian dibudidayakan hingga nanti dibawa ke habitat aslinya," kata dia melalui keterangan pers, Kamis (21/10).
 
Dia menjelaskan, kantong semar ini jumlahnya semakin sedikit. Oleh karena itu, penyelamatannya membutuhkan keterlibatan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah.
 
"Kami sudah berkomunikasi dengan pemangku kepentingan agar masyarakat, pemburu hewan dan tanaman lebih tahu, kantong semar, ini tidak bisa dikomersialkan, ini harus diselamatkan juga. Percuma juga kalau dijualbelikan, karena ada suhu tertentu di kota pun tidak bisa, terangnya.
 
Menurutnya, berdasarkan pantauan pecinta alam, tanaman tersebut memang sudah sangat sulit ditemukan di habitat aslinya. Di hutan Gunung Slamet yang terlihat hanya sisa penjarahan.
 
Kendati demikian, Triono mengaku tidak mengetahui pelaku pencurian tanaman tersebut. Di Purwokerto, kata dia, kantong semar dijual secara sembunyi-sembunyi.
 
Sebagai informasi, tanaman karnivora ini membutuhkan tempat yang sedikit cahaya, lembab, cukup asupan makanan dan air dengan ketinggian 1000-1500 mdpl. Proses pertumbuhannya juga sangat lama. 
 
Dari 300 kantong semar yang ditanam di BAF, hanya sekitar 100 tanaman yang masih bertahan hidup. Green house, kata dia, hanya berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan mengatur penyinaran saja. 
 
Oleh karena itu, tanaman ini sangat sulit dibudidayakan dan sudah dinyatakan tanaman langka yang dilindungi atau appendix.
 
"Karena itu, saya yakin ini tidak bisa tumbuh kalau ditanam di kota seperti Purwokerto. Pemain khusus nepenthes adrianii saya belum pernah lihat," ungkapnya.
 
Pegiat Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Wijayakusuma (Mahupa Unwiku) Purwokerto, Rizky Nurjamali mengatakan. Pihaknya melepasliarkan sekitar 100 kantong semar pada Rabu (20/10), karena tanaman ini sudah menjadi tanaman langka sejak 2016 tanaman langka.
 
"Ini uji coba pelepasliaran di alam bebas. Akan kami pantau beberapa bulan kedepan. Kalau kondisinya tetap baik, kami akan melepas lebih banyak di alam, " ujarnya.
 
Dia berharap, masyarakat dapat mendukung upaya penyelamatan ini. Pemerintah juga berkewajiban menjaga kelestarian flora di asli Gunung Slamet tersebut.
2261