Padang, Gatra.com - Dalam rangka meningkatkan nilai jual produk, perlu label dan kemasan yang menarik. Tentu hal ini butuh pengetahuan dan keahlian khusus untuk bisa menghasilkan inovasi produk dengan baik.
Pengetahuan inilah yang didapatkan belasan anggota PKK Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Salah satunya dalam pelatihan pembuatan kemasan dan label produk olahan ikan air tawar.
Belasan anggota PKK itu, dibimbing langsung oleh akademisi profesional dari Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Padang (UNP). Sekaligus, kegiatan ini dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.
"Ada 18 orang yang kita latih untuk menghasilkan inovasi kemasan dan label produk berbahan ikan," sebut Rahmi Holinesti, S.TP.,M.Si selaku Ketua Tim Pangabdian Masyarakat dari UNP kepada Gatra.com, Rabu (20/10).
Dikatakan Rahmi, pihaknya telah memberikan bimbingan untuk 18 PKK itu pada 3 September hingga 8 Oktober 2021. Anggota PKK itu dilatih membuat kemasan kuliner lokal berbahan ikan air tawar. Upaya ini untuk bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Menurutnya, alasan dilakukan pelatihan ini karena daerah Kabupaten Solok, penghasil ikan air tawar. Jumlahnya selalu cenderung meningkat setiap tahunnya. Namun di sisi lain, masih banyak masyarakat setempat yang belum mampu mengemas maupun memberi label produk ikan olahannya.
"Jadi selama ini produk olahan masyarakat belum bisa berdaya saing tinggi di pasaran dan nilai jualnya belum meningkat, padahal olahan sesungguhnya berkualitas," jelas Rahmi.
Selain itu, lanjut Rahmi, teknologi yang digunakan masyarakat dalam membuat kemasan masih rendah. Tentu kemasan produk kurang menarik, dan tidak tahan lama. Kemudian, sumber daya manusia (SDM) daerah setempat tentang kemasan dan label produk olahan ikan air tawar masih minim.
Padahal, tutur Rahmi, tahun 2020 lalu, pihaknya sudah mengedukasi proses pembuatan produk bakso, nugget, kaki naga, otak-otak, dan dimsum yang berbahan ikan. Namun sayangnya, nilai jualnya masih rendah, sehingga berakibat kerugian bagi masyarakat atau petani ikan air tawar.
Dengan beragam kendala dihadapi anggota PKK Alahan Panjang itu, pihaknya dari UNP melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) akhirnya mengedukasi cara pembuatan kemasan dan label produk. Dengan harapan, produk yang dihasilkan semakin dilirik atau diminati konsumen.
Kita kembali hadir di tengah masyarakat, untuk mengedukasi, membimbing, dan mendorong agar produk tersebut bisa menjadi produk berkualitas, tahan lama, dan bernilai ekonomis, terangnya.
Adapun pelatihan ini, sebut Rahmi, dilakukan lima kali pertemuan, sekaligus mengevaluasi agar mendapat masukan perkembangan pelatihan. Selain dirinya, juga dibantu instruktur lainnya, yakni Wiwik Gusnita, S.Pd., M.Si, Diki Zulfikar, M.Pd., dan Ranggi Rahimul Insan, SP., M.Si.
Pelatihan ini sangat diapresiasi dan didukung Wali Nagari Alahan Panjang, Zulkarnaini karena memberikan manfaat positif bagi warganya. Terutama dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya, menopang kesejateraan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 saat ini.
Bukan hanya itu, Zulkarnaini juga ikut serta menyukseskan kegiatan pemberdayaan itu. Mulai dari sarana dan prasarana, hingga tempat pelaksanaan kegiatan. Upaya ini tentu menaruh harapan, agar masyarakat Alahan Panjang semakin piawai dalam mengemas dan melabelkan produk olahan ikan air tawar.
"Kita berharap, masyarakat yang tergabung dalam kelompok PKK bisa membuat label dan kemasan produk yang menarik. Jadi nanti jika ditekuni, akan bernilai ekonomis tinggi untuk menopang ekonomi keluarga," imbuhnya.