Home Gaya Hidup Adaptasi Tradisi Meron Sukolilo di Masa Pagebluk

Adaptasi Tradisi Meron Sukolilo di Masa Pagebluk

Pati, Gatra.com -
Ada yang berbeda dalam gelaran Meron tahun ini di Desa/Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jika tahun-tahun sebelumnya tradisi untuk memperingati Maulid Nabi itu melibatkan ribuan orang dalam kirab budaya. Di masa pagebluk seperti sekarang ini, tradisi meron berlangsung secara sederhana dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat, dan tanpa arak-arakan yang melibatkan gelombang massa. 
Tak hanya itu, tradisi meron yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun 2016 juga menampilkan inovasi barongan lokal yang lahir dari budaya tutur masyarakat setempat. 
 
Koordinator Pelatihan Inovasi Barongan Lokal, Sudiyanto mengatakan, pertunjukan barongan dalam meron kali ini juga menampilkan barongan gajah sebagai satu diantara ikon sejarah desa yang muncul dari budaya lisan, cerita rakyat Mbah Kulmak dan Pendawa Lima yang merupakan pendiri desa. 
 
"Anak pertamanya, Surakadam merupakan pawang gajah yang dulunya mengiring gunungan meron dengan gajahnya. Ikon Gajah dalam barongan ini juga bersanding dengan barongan macan dan barongan lokal yang sudah ada sebelumnya," ujarnya, Rabu (20/10).
 
Lanjutnya, pentas pelatihan inovasi barongan lokal adalah wujud nyata dari usaha pelestarian dan pengembangan kebudayaan desa yang akan terwariskan hingga pada generasi selanjutnya. Pertunjukan ini sendiri digelar di area sumber mata air Dusun Gemblung.
 
"Program ini juga memperkenalkan tradisi lisan dan juga karya inovatif warga Sukolilo. Pementasan yang dilakukan dengan standar protokol, paling tidak akan menjadi dokumentasi pementasan barongan gaya macan dan gajah yang pertama. Serta akan menjadi inspirasi bagi penggarapan kesenian barongan di Sukolilo yang memiliki banyak kelompok," bebernya. 
 
Terlebih, imbuh Sudiyanto, pada tahun ini Sukolilo ditunjuk Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai salah satu desa pemajuan kebudayaan. Dalam proses survei data potensi budaya, desa Sukolilo memiliki 44 potensi budaya desa. 
 
"Ini menunjukkan kekayaan budaya Desa Sukolilo. Terlebih potensi budaya unggulan adalah tradisi Meron yang tetap lestari dari generasi ke generasi," ungkapnya.
1859