Semarang, Gatra.com – Panglima Santri H Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan, pesantren harus menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Hal itu harus dilakukan agar pesantren punya kontribusi besar memakmurkan masyarakat.
"Karena Covid-19 ini banyak hal yang rontok, termasuk ekonomi. Ayo, ulama dan pesantren terus memerdekakan ekonomi kita, agar masyarakat semakin makmur," ujarnya saat "Refleksi Hari Santri Nasional" di kediaman Habib Umar Al Muthohar, Pengasuh Pondok Pesantren Al Madinah Cepoko, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/10).
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta para santri untuk bisa menguasai informasi dan teknologi (IT). Dia bersyukur, saat ini muncul kiai-kiai kita berkualitas dan bisa muncul di berbagai media sosial.
"Ada Habib Umar Muthohar, Gus Baha, ada Gus Yusuf. Bahkan Gus Yusuf ini bisa saya katakan ideal. Pesantren beliau, dari ekonomi, IT, dakwah, sosial, budaya, jalan semua," sebutnya.
Menurut Wakil Ketua DPR RI ini, santri melek IT ini sangat penting, karena saat ini hampir semua cara kerja berubah. "Sains harus jadi kemajuan-kemajuan yang diraih santri, sehingga sesuai perkembangan zaman," terangnya.
Hadir dalam acara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sekaligus, Ketua DPP PKB Bidang Eksekutif dan Legislatif Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum PKB Bidang Pemenangan Pemilu Jazilul Fawaid, Ketua FPKB DPRI Cucun Ahmad Syamsurijal, hingga mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto serta Bendahara DPP Bambang Susanto.
Hadir pula Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh, Ketua PWNU Jateng KH M Muzammil, Ketua DPW PKB Jateng K H M Yusuf Chudlori. Sekretaris DPW PKB Jateng H Sukirman, Ketua Fraksi PKB DPRD Jateng H Syarif Abdillah, dan para anggota Fraksi PKB DPRD juga hadir dalam acara tersebut.
Gus Muhaimin juga mengingatkan, santri juga harus disiplin dengan ilmu yang dipilih di bidang apapun. "Alhamdulillah, saat ini santri-santri yang ada sudah tersebar di berbagai bidang," terangnya.
22 Oktober yang saat ini diperingati sebagai Hari Santri, tegas Gus Muhaimin, merupakan tinta emas sejarah Indonesia. "Karenanya harus bisa kita kawal dengan baik. Saya minta kader tak boleh berhenti, untuk merayakan Hari Santri," tegasnya.
Habib Umar Al Muthohar dalam acara itu mengatakan, saat muncul Covid-19, masyarakat dihadapkan pada kesulitan ekonomi. Namun sejauh ini tidak ada aksi-aksi penjarahan di Indonesia. "Ini karena masyarakat punya iman yang terus ditanamkan para kiai-kiai. Memang tampak sepele, tapi punya peran besar," tuturnya.
Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh tak memungkiri, hadirnya UU Pesantren tak lepas dari kerja besar PKB. "Ini sebuah nikmat yang harus kita syukuri. Kita support PKB untuk terus berjuang membawa warga NU dan Nahdliyin dan bangsa Indonesia ini semakin berkah, dan lebih baik," sebutnya.
Sementara itu, Ketua DPW PKB Jateng KH M Yusuf Chudlori mengatakan, kontribusi pesantren sejak pra kemerdekaan, pasca kemerdekaan, hingga hari ini tak diragukan. "Saat muncul Covid-19, pesantren tetap eksis, bahkan jadi penyelamat pendidikan nasional, sebagai benteng akhlak generasi penerus bangsa," tegasnya.