Kendal, Gatra.com - Permasalahan sampah rumah tangga dan sejenisnya di Kabupaten Kendal Jawa Tengah hingga mencapai 410 ton perhari dirasa sangat meresahkan. Permasalahan yang dirasa perlu mendapatkan perhatian khusus ini melatarbelakangi kunjungan kerja Bupati Kendal Dico M Ganinduto ke TPS Samtaku Jimbaran, Bali baru-baru ini.
Menurut Dico, masalah persampahan masih menjadi isu global. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan mau tidak mau harus segera diterapkan jika tidak ingin menjadi bumerang di kemudian hari.
Keinginan tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi bahwa hanya 26,6% dari total 410,334 ton timbulan sampah yang dapat tertangani di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kendal setiap harinya. Kondisi tersebut dipicu oleh wilayah cakupan pelayanan sampah yang masih cenderung kecil yaitu sekitar 25,17% dari seluruh wilayah Kabupaten Kendal.
Bupati Dico menjelaskan bahwa 66,6% sumber timbulan sampah didominasi oleh sampah permukiman atau sampah rumah tangga. Lebih dari 50% tepatnya 66,6% sampah di Kendal merupakan sampah rumah tangga.
"Alangkah lebih baik jika setiap dusun bisa secara mandiri mereduksi produksi sampah mereka dengan melakukan metode pengelolaan 3R (re: reduce, reuse, recycle) secara mandiri. Tentu beban TPA kita akan berkurang sambil kita upayakan juga pengolahan sampah berteknologi di TPA," kata Dico dalam keterangan persnya, Rabu (20/10).
Lebih lanjut, Bupati Dico juga mengarahkan jajarannya untuk memanfaatkan Dana Dusun dalam pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah 3R serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah sejak level rumah tangga.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sudaryanto, selaku Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal, yang mengatakan bahwa upaya di hulu harus sekencang upaya di hilir dalam hal penanganan sampah.
Menurutnya, untuk bisa mengurangi masalah persampahan di suatu daerah, penanganan di hulu maupun hilir harus sama-sama kencang. Di hulu wajib untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, memberikan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, memberikan support dengan suntikan dana, membangun bank sampah dan lain sebagainya.
"Sambil menguatkan upaya di hulu, kita juga harus berpikir keras bagaimana penanganan di hilir. Teknologi apa yang sebaiknya kita pakai, efektivitas, efisiennya segala macamnya harus kita siapkan," ujar Sudaryanto.