Banyumas, Gatra.com - Masyarakat Grumbul Kalibening Desa Dawuhan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggelar jamasan pusaka, Rabu (20/10). Pada masa pandemi Covid-19 ini, mereka beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah pengunjung.
Prosesi tradisi yang digelar di komplek Museum Pusaka Kalibening ini sudah dimulai sejak Selasa (19/10). Malam tirakatan diisi dengan selamatan dan pementasan gendingan oleh kelompok kesenian setempat.
Semakin larut, rangkaian hari pertama ditutup dengan menyanyikan tembang macapat Jawa serta prosesi pengambilan pusaka. Ritual lainnya hanya berupa doa bersama memohon keselamatan bangsa dan negara agar segera terbebas dari pandemi Covid-19.
Keesokan harinya, sekira pukul 09.00 lebih dari 100 warga dan pengunjung hadir di tempat pemberangkatan pusaka. Setelah sambutan dari Camat, Kepala Desa dan tetua adat, pusaka pun dibawa ke komplek Makam Kalibening.
Prosesi penjamasan dimulai dari mengeluarkan ratusan pusaka untuk dicuci di Sumur Pesucen. Selanjutnya dibawa kembali ke Museum Pusaka dan dihitung pada altar yang disediakan.
Benda yang dijamas di antaranya pedaringan wasiat atau alat menyimpan beras. Lalu menyusul berbagai pusaka mulai dari koin, batu, keris, mata tombak, sampai kain.
"Keunikan Jamasan Pusaka Kalibening adalah jumlah pusaka dan jimat yang selalu berubah. Padahal, selama setahun tempat penyimpanannya tidak pernah dibuka. Tapi tahun ini, kami tidak membacakan tafsir dari perubahan jumlah pusaka, hanya melakukan penghitungan," kata Juru Kunci Museum Kalibening, Sururudin.
Setelah pencucian selesai, benda-benda itu dibawa kembali ke Museum Pusaka untuk dijemur dan dihitung. Sementara sesepuh adat dan juru kunci menafsirkan pertanda yang muncul saat menghitung jumlah pusaka.
"Salah satu yang menarik adalah pedaringan wasiat yang terisi penuh. Padahal tahun sebelumnya, hanya terisi sedikit. Silakan diartikan sendiri maknanya," katanya.
Kepala Desa Dawuhan, Ruswanto menjelaskan meski saat ini Banyumas sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, masyarakat tetap diimbau mematuhi protokol kesehatan. Tujuannya agar, wilayah tersebut terbebas dari pagebluk yang berkepanjangan.
"Kalau sudah kembali normal, masyarakat bisa kembali menggelar kegiatan tradisi dan atraksi wisata budaya yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat. Kaum adat juga bisa berbagi pengetahuan tentang tradisi Kalibening secara luas," ujarnya.
Dia mengatakan, tahun ini jamasan pusaka di desanya dikemas dalam bentuk atraksi wisata Kalibening Culture Heritage (KCH). Sejumlah pentas seni seperti gamelan, karawitan, kentongan dan shalawat digelar untuk menyambut tamu yang datang.
"Atraksi wisata budaya ini erat kaitannya dengan era perkembangan agama Islam di Jawa," tuturnya.