Yogyakarta, Gatra.com - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria, menyebut prediksi sejumlah pihak soal gelombang ketiga pandemi di Indonesia amat beralasan. Kondisi itu bisa terjadi terutama menjelang libur panjang akhir tahun.
“Memang mungkin terjadi terutama menjelang libur panjang akhir tahun di mana sangat mungkin terjadi mobilitas cukup besar walau mungkin tidak sama besarnya dengan Idulfitri,” ucap Bayu dalam keterangan tertulis, Selasa (19/10).
Yang perlu diantisipasi, menurut dia, adalah mobilitas besar tersebut. Langkah antisipasi bisa dilakukan dengan cara memecah hari libur sehingga masyarakat tidak mengambil libur panjang.
Kebijakan memecah hari libur telah ditetapkan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad bagi pemeluk agama Islam, Selasa ini dengan menggeser hari libur pada hari Rabu agar tak ada hari kejepit yang dimanfaatkan untuk liburan.
Menurut Bayu, seiring dengan penyesuaian level PPKM, pemerintah juga perlu berupaya melakukan evaluasi langkah 3T yang sudah dan yang belum berjalan ketika terjadi gelombang kedua lalu.
"Siapkan infrastruktur dan SDM jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus seperti sebelumnya," kata Bayu.
Di sejumlah daerah, situasi pandemi menunjukkan telah terkendali. Kepala Bagian Humas DIY Ditya Nanaryo Aji menyatakan positivity rate harian DIY pada 19 Oktober 2021 adalah 0,26 persen.
"Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY hanya 20 kasus," ujarnya.
Adapun total kasus terkonfirmasi sebanyak 155.529 kasus. Dari jumlah itu, penderita yang sembuh mencapai 149.788 orang termasuk tambahan 51 orang, kemarin.
"Penambahan kasus meninggal hanya 1 kasus dari Sleman, sehingga total kasus meninggal menjadi 5234 kasus," kata Ditya.
Situasi pandemi di DIY sempat memburuk pada Juli 2020 lalu yang juga dialami di tingkat nasional. Namun saat ini kondisi pandemi di skala nasional disebut telah membaik, kendati belakangan tambahan kasus kembali meningkat.
Pada Selasa kemarin, ada tambahan 903 kasus dan 50 kematian. Dengan tambahan 1.530 kesembuhan, saat ini terdapat 16.697 kasus aktif. Adapun total seluruh kasus terkonfirmasi mencapai 4.236.287 kasus.