Washington DC, Gatra.com- Ketika sebagian besar dunia mengingat Colin Powell dengan rasa hormat dan kasih sayang, Donald Trump bersikap sebaliknya. Bekas presiden Amerika itu pada Selasa, 18/10, menyerang mendiang negarawan AS itu dengan menyebutnya sebagai seorang Republikan yang tidak setia, yang mendukung perang di Irak. AFP, 19/10.
Powell yang meninggal pada usia 84 pada Senin, sering mengkritik Trump dan memintanya untuk mengundurkan diri setelah pemberontakan Capitol, 6 Januari yang dihasut presiden saat itu.
"Luar biasa melihat Colin Powell, yang membuat kesalahan besar di Irak dan terkenal dengan (mengatakan Irak memiliki) senjata pemusnah massal, diperlakukan dengan sangat indah oleh Media Berita Palsu. Semoga itu terjadi pada saya suatu hari nanti," kata Trump dengan sinis dalam sebuah pernyataan.
Powell, yang merupakan menteri luar negeri kulit hitam pertama Amerika Serikat, meninggal karena komplikasi dari Covid-19 setelah menderita kanker. Dia secara luas dipuji sebagai pahlawan perang nasional, diplomat global, dan pemimpin Afrika-Amerika yang luar biasa.
Trump mencap Powell sebagai "RINO klasik" -- Republikan dalam Nama Saja -- dan menambahkan "dia membuat banyak kesalahan, tapi bagaimanapun, semoga dia beristirahat dengan tenang!"
Powell merasa sulit untuk meluapakan pidatonya pada Februari 2003 di Dewan Keamanan PBB tentang dugaan keberadaan senjata pemusnah massal di Irak -- pernyataan yang memicu perang dan kemudian terbukti salah.
Trump jarang menahan diri dari menyerang mantan musuh bahkan segera setelah kematian mereka. Setelah Senator John McCain meninggal pada 2018, Trump berulang kali meremehkan Republikan Arizona yang sangat dikagumi yang juga termasuk di antara para pencelanya yang paling sengit.
"Saya harus jujur: saya tidak pernah menyukainya," kata Trump tentang McCain dalam satu pidato di Ohio tentang peningkatan pekerjaan manufaktur.