Yogyakarta, Gatra.com - Perayaan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun 2021 di Keraton Yogyakarta, kembali digelar sederhana tanpa arak-arakan gunungan dan prajurit. Perayaan dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe rengginang, Selasa (19/10), atau 12 Mulud Alip 1955 di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta.
Sejumlah 2.700 buah rengginang akan dibagikan ke tiga peruntukan, seperti pelaksanaan Garebeg pada umumnya yakni abdi dalem Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan. Selain ubarampe rengginang, keraton juga akan membagikan uang logam dan beras sebagai simbol dari udhik-udhik yang biasa dibagikan saat rangkaian perayaan Maulud.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, menuturkan pelaksanaan Hajad Dalem peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW kali ini masih mengedepankan protokol kesehatan.
“Hal ini dilakukan untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus meminimalisir penyebaran Covid-19 di DIY. Oleh karenanya, pelaksanaan prosesi Garebeg disederhanakan dengan pembagian ubarampe saja. Hal ini sudah dilakukan sejak pelaksanaan Garebeg Sawal tahun 2020 lalu atau masa-masa awal pandemi Covid-19,” tuturnya.
Gamelan Sekati yang biasanya dikeluarkan dari keraton dan ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu minggu, saat ini juga tidak dilakukan.
“Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan, sama seperti tahun lalu,” imbuh putri kedua Sultan HB X ini.
Meski arak-arakan gunungan dan prajurit ditiadakan, lanjut GKR Condrokirono, esensi dari pelaksanaan Garebeg tidaklah hilang yaitu sebagai perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi yang dibagikan kepada rakyatnya.
Hal ini adalah bentuk konsistensi keraton dalam melestarikan budaya dalam berbagai situasi. Segala kegiatan pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih diliburkan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.
Namun demikian, pada masa pandemi ini, Keraton Yogyakarta justru makin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan YouTube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti.
Walaupun prosesi Miyos Gangsa dan Kondur Gangsa ditiadakan, Keraton Yogyakarta tetap berupaya untuk melakukan edukasi budaya dengan meluncurkan 11 video tutorial Macapat, pada Selasa (12/10) ini, tanggal yang seharusnya digelar prosesi Miyos Gangsa.
Narasi kesebelas tembang ini diambil dari teks Sapa Aruh yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X selama periode Februari hingga Juli 2021 untuk merespons situasi pandemi.
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhomardowo, KPH Notonegoro, mengatakan bahwa peluncuran video tutorial Macapat volume 2 ini merupakan respons atas tingginya minat masyarakat pada video tutorial Macapat volume 1 yang telah diluncurkan pada 2020 lalu.
“Kami mengapresiasi antusias masyarakat atas tanggapan dan respons yang baik pada peluncuran video tutorial Macapat tahun 2020 lalu,” jelasnya.
Menurut KPH Notonegoro, selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan dan sajian budaya yang dapat dinikmati dan dipraktikkan masyarakat sembari tetap berada di rumah. Seluruh tutorial Macapat tersebut dapat disaksikan melalui kanal YouTube: Kraton Jogja.
Pihak keraton pun mengimbau warga untuk menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.