Home Ekonomi Akankah Dumai sebagai Kota Masa Depan di Riau

Akankah Dumai sebagai Kota Masa Depan di Riau

Pekanbaru,Gatra.com - Status kota Dumai sebagai kota pelabuhan utama di Riau, belum mampu mengerek pamor kota tersebut sebagai tempat bermukim favorit orang Riau. Kedepannya diharapkan kota ini berpotensi menarik minat masyarakat, khususnya warga Riau dan umumnya Pulau Sumatera. 

Kota Dumai memiliki luas 1.727 kilometer persegi, pada tahun 2020 kota yang berdekatan dengan Pulau Rupat ini dihuni lebih kurang 316 ribu penduduk. Sebagai sentra ekonomi di kawasan pesisir Riau, jumlah penduduk tersebut belum ideal bila dibandingkan dengan luasnya areal kota. 

Asal tahu saja, luas kota Dumai merupakan yang terluas kedua di Indonesia, dan terluas di Pulau Sumatera. 

Pengamat perkotaan dari Universitas Islam Riau, Mardianto Manan, menuturkan lambannya pertumbuhan populasi di suatu wilayah turut dipengaruhi citra yang dimiliki kota tersebut. 

"Artinya itu dipengaruhi penilaian seberapa layak kota itu dijadikan tempat bermukim untuk waktu yang lama, dan untuk kelayakan itu umumnya dipengaruhi akses infrastruktur dasar, seperti suplai air bersih, jaringan jalan, akses kesehatan, pendidikan, listrik," ungkap pria yang juga duduk sebagai Anggota DPRD Riau ini, pada Senin (18/10). 

Sebagai kota penting di Riau, infrastruktur dasar di Dumai relatif lebih baik bila dibandingkan dengan kawasan pemukiman penduduk lainya di area Pesisir Riau. 

“Hanya saja untuk sekian tahun lamanya suplai air bersih menjadi persoalan pelik di kota ini. Persoalan tersebut mulai teratasi pada tahun 2020 setelah sebagian besar kota Dumai mendapat pasokan air bersih dari PT Adhikarya dan PT Adaro,” katanya. 

Suplai air bersih tersebut momennya berdekatan dengan rampungnya tol Pekanbaru-Dumai, yang diresmikan Presiden Jokowi pada penghujung tahun 2020.

Mardianto mengatakan, hadirnya dua infrastruktur tersebut akan menggeliatkan dinamika ekonomi di Kota Dumai, dan pada akhirnya bisa memancing orang untuk bermukim. 

"Bagaimanapun orang akan pindah ke kota, jika kota itu menjanjikan perubahan nasib atau kemakmuran. Selanjutnya tinggal bagaimana pemerintah kota menyikapi tantangan infrastruktur yang dipicu urbanisasi," ujarnya. 

Mardianto menyebut pemerintah kota Dumai tidak akan kesulitan untuk membenahi infrastruktur kota, bahkan dengan uluran pemerintah pusat. Pasalnya, status kota Dumai sebagai kawasan strategis nasional memungkinkan hal tersebut. 

"Jadi tergantung pada kejelian pemerintah kota memanfaatkan status tersebut. Namun, juga harus dipikirkan tentang perubahan kehidupan urban itu sendiri, kalau dulu bermukim di kota tidak begitu peduli lingkungan, sekarang kota-kota terdesak untuk ramah lingkungan. Artinya ada polusi udara, bunyi, maupun sampah (plastik) yang akan lebih sering diperbincangkan," katanya. 

Tanpa adanya kesiapan pemerintah kota akan tuntutan kota urban masa depan, Mardianto mengingatkan sangat mungkin minat publik pada kota Dumai akan berkurang. 

Untuk informasi, kota Dumai saat ini memegang peranan vital dalam pengapalan minyak sawit Indonesia menuju negara tujuan ekspor.

2411