Yogyakarta, Gatra.com - Para praktisi pendidikan meyakini bahwa peran guru atau pengajar dalam sistem pendidikan tidak akan pernah tergantikan oleh mesin.
Pendidik atau guru berperan penting mengajari anak tentang berbagai aspek dalam kehidupan.
Bahasan ini menjadi isu yang mencuat dalam diskusi virtual EdHeroes Forum Asia: Indonesia Chapter, Sabtu (17/10).
Praktisi pendidikan seperti Louis Goh, Allana Abdullah, dan Muhammad Nabil Satria, hingga Budiman Sudjatmiko, sepakat bahwa mesin dan teknologi tidak dapat sepenuhnya menggantikan pendidik manusia.
"Saya percaya teknologi tidak dapat menggantikan guru. Teknologi adalah sarana membantu guru. Untuk itu, teknologi dapat membantu proses belajar tapi tak dapat menggantikan peran guru," kata Co-founder LatihID Muhammad Nabil Satria.
Meskipun menjadi alat penting yang membantu siswa dan pendidik mengakses pendidikan, keberadaan mesin kurang memiliki kreativitas dan emosi yang memegang peran penting dalam memenuhi pendidikan yang layak.
Founder and CEO Global Moonshots in Education, Esther WOJ Wojcicki, menyatakan cara pandang guru di era digital ini pun perlu diubah.
"Mindset guru dan cara kita mengajar anak-anak harus berubah. Kita perlu bergerak mengikuti mereka demi mendampingi mereka. Anda tak perlu menjadi super pintar, tapi anda hanya perlu memotivasi mereka. Motivasi adalah kunci untuk belajar apapun," katanya.
Tidak hanya guru, pola pikir orang tua dalam mendidik juga harus berubah. Jika sebelumnya orang tua berpikir lebih banyak tahu dibandingkan anak-anak karena pengalamannya, saat ini orang tua juga perlu belajar dari anak-anaknya.
Project Chairwoman EdHeroes Forum Asia: Indonesia Chapter, Farhannisa Nasution, berharap kegiatan ini membawa banyak manfaat untuk perkembangan pendidikan di Asia khususnya Indonesia.
Forum pendidikan tingkat Asia dan diselenggarakan pertama di Indonesia ini diharapkan punya kontribusi menciptakan dampak yang lebih luas dan membangun generasi masa depan pemimpin yang unggul serta potensial.
Setelah digelar di Indonesia dengan menghadirkan 90 narasumber dari berbagai negara dan lima perwakilan Kementerian RI, agenda serupa juga bakal digelar di 10 negara.
"Salah satu tokoh dunia Nelson Mandela mengatakan bahwa pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia. Karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia," kata Fanny, sapaannya.