Bandung, Gatra.com- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Le Minerale melaksanakan standarisasi nasional bank sampah untuk meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme bank sampah. Hal ini bertujuan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah secara kolektif berjalan dengan visi untuk tumbuhkan sirkular ekonomi masyarakat.
Melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale, Bank Sampah Induk Bersinar (BSB) terpilih menjadi proyek percontohan standarisasi Bank Sampah pertama karena dinilai mempunya infrastruktur dan tim kerja yang memadai. Adapun BSB berada di Jalan Terusan Bojongsoang, Baleendah, Bandung, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati mengapresiasi Bank Sampah Bersinar yang telah memiliki fasilitas dan telah mampu mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi.
“Bank Sampah Bersinar adalah contoh bank sampah yang mampu mengedukasi masyarakat terhadap pemilahan sampah, memberikan pelajaran sirkular ekonomi, dan meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga masyarakat dapat keuntungan dan meningkatkan perekonomian,” jelas Vivien dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/10).
Sekedar informasi, Bank Sampah Bersinar mendapatkan penghargaan sebagai Bank Sampah Terbaik se-Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bank Sampah ke-VI tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan DR. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc.
Adapun Bank Sampah Bersinar merupakan salah satu dari tujuh bank sampah di Indonesia yang terpilih menerima penghargaan ini karena dianggap berhasil mengedukasi lebih dari 300 unit bank sampah. Serta memiliki lebih dari 11.000 register nasabah serta menciptakan berbagai inovasi pengelolaan sampah dengan penerapan sirkular ekonomi.
Bank Sampah terbaik yang memenangkan penghargaan pada Rakornas Bank Sampah ke-VI ini dinilai telah berkontribusi dalam pengelolaan sampah di Indonesia serta meningkatkan ekonomi nasabahnya.
“KLHK ingin bank sampah lain bisa hidup seperti Bank Sampah Bersinar. Dengan kehadiran Bank Sampah maka masyarakat terbantu untuk bisa mengolah sampah," ungkap Vivien.
Selain itu, lanjut dia, dengan kehadiran BSB menjadi contoh bahwa bank sampah harus terkoneksi dengan perusahaan daur ulang agar perusahaan tersebut bisa mengolah sampah sehingga sampah tidak dibuang langsung ke tempat pembuangan sampah (TPS)
Program Manager ADUPI dan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale, Hery Yusamandra menambahkan, konsep pengelolaan melalui Bank Sampah yang mengatasi sampah sejak dari sumbernya yaitu di rumah tangga yang dimulai dari tingkat RT/RW melalui Bank Sampah Unit (BSU) sampai ke tingkat kewilayahan di tingkat kota/kabupaten melalui Bank Sampah Induk (BSI).
“Artinya akivitas pengelolaan sampah oleh BSI Bersinar menjadi cerminan pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis sumber di tingkat komunitas, maka harus kita dukung,” kata Hery.
Ia mengatakan, untuk mengoptimalkan peran bank sampah, Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale berkerjasama dengan KLHK memformulasikan standarisasi operasional bank sampah induk. Diantaranya dengan penambahan mesin press, pembantuan modal kerja, membangun supply chain penjualan, pembinaan tata kelola area kerja dan administrasi, serta melakukan edukasi kepada bank sampah unit, komunitas dan member.
“Kami berharap gerakan seperti ini dapat membentuk suatu ekosistem yang sirkular dari hulu ke hilir. Kemitraan dengan Bank Sampah Bersinar ini juga menjadi program percontohan bagi tata kelola sampah yang lebih baik sesuai regulasi dan dapat di aplikasi oleh bank sampah lainnya di seluruh Indonesia. Untuk itu kami melakukan seremonial serah terima bantuan peralatan kepada BSI Bersinar hari ini,” paparnya.
Sementara itu, CEO Bank Sampah Bersinar (BSB), Fei Febrianti berharap dukungan peralatan dan pembinaan tersebut semakin meningkatkan kinerja dan edukasi pengelolaan sampah di lingkungan Bank Sampah Bersinar.
"Pembinaan standarisasi akan menambah ilmu kami dan meningkatkan efektifitas kerja lebih cepat. Kami sangat bangga untuk bisa menjadi contoh untuk bank sampah induk Indonesia dan memberikan manfaat sekaligus menginspirasi bank sampah induk lainnya," ujarnya
Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya ,Ronald Atmadja mengatakan, Le Minerale terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan standar Bank Sampah. Selain itu, edukasi terkait pengelolaan sampah terus dilakukan sebagai bentuk komitmen Le Minerale di bidang lingkungan.
"Kami sangat apresiasi kerjasama dengan KLHK untuk melakukan pembuatan standarisasi nasional bank sampah. Bank sampah adalah pengelolaan sampah berbasis RT/RW yang menjadi solusi untuk negara indonesia yang sangat besar. Le Minerale berharap standarisasi nasional bank sampah akan memperkuat daya bersaing dan menjadikan bank sampah permeran besar dalam pengelolaan sampah Indonesia,” jelas Ronald.