Banyumas, Gatra.com– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng kalangan perbankan untuk turut berkontribusi dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Salah satunya di Banyumas, Jawa Tengah.
Pada Sabtu (17/10), Biro Perekonomian Setda Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah bersama PT BPR BKK Purwokerto (Perseroda) berkunjung ke Desa Sokawera dan Desa Panusupan Kecamatan Cilongok. Dua desa tersebut merupakan desa yang dinilai masuk program penanganan kemiskinan ektrem, dampingan dari Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut. Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah Edy Sulistyo Bramiyanto, SE. MM, menyerahkan bantuan berupa 8.000 pohon kapulaga untuk masyarakat Desa Panusupan Kecamatan Cilongok, 50 paket sembako untuk masyarakat dan 50 santunan anak yatim di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok. Bantuan diserahkan di Balai Desa Sokawera Kecamatan Cilongok.
Terkait dengan bantuan bibit kapulaga untuk Desa Panusupan Kecamatan Cilongok, Edy mengatakan desa tersebut dinilai cocok untuk budidaya kapulaga. Nantinya, kapulaga ditargetkan tak hanya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri saja tapi juga bisa diekspor agar bisa meningkatkan kesejahteraan petani serta penambahan devisa.
"Produksi kapulaga di dalam negeri tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, namun juga untuk memenuhi permintaan ekspor dari negara-negara Timur Tengah, Mesir dan India," ujar dia.
Dia mengemukakan, penanganan kemiskinan ekstrem dilakukan secara kolaboratif antara provinsi dan kabupaten dengan bersumber tidak hanya dari anggaran pemerintah, tapi bisa dari Baznas, CSR atau filantropi. “Program pendampingan satu OPD satu desa harus bekerja optimal, agar target penurunan kemiskinan bisa tercapai,” jelasnya.
Direktur PT BPR BKK Purwokerto (Perseroda) Sugeng Priyono mengatakan bahwa dana CSR perusahaan yang dipimpinnya sebagian dialokasikan untuk pengentasan kemiskinan. "Sebelumnya juga telah diberikan bantuan berupa RTLH, masker, paket sembako untuk Desa Panusupan pada tahun 2020, Paket sembako untuk Desa Sokawera pada bulan Juni tahun 2021," kata Sugeng.
Ia menambahkan selain dana CSR sumber dana bantuan kali ini juga berasal dari APBD provinsi Jawa Tengah dan Baznas Provinsi Jawa Tengah.