Home Kebencanaan 11 Siswa Tewas, Orang Tua Korban Tak Tahu Ada Kegiatan Susur Sungai

11 Siswa Tewas, Orang Tua Korban Tak Tahu Ada Kegiatan Susur Sungai

Brebes, Gatra.com- Sebelas siswa MTs Harapan Baru, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan susur sungai. Salah satu korban diketahui adalah warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Korban, yakni Fajri Putra Pratama merupakan warga Desa Terlaya, Kecamatan Bantarkawung. "Benar, itu (korban) anak sini, warga Terlaya, Dukuh Cikuning," kata Waud saat dikonfirmasi Gatra.com, Sabtu (16/10).

Menurut Waud, keluarga mendapat kabar Fajri menjadi salah satu korban meninggal saat kegiatan susur sungai pada Jumat (15/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Keluarga kemudian berangkat ke Ciamis untuk membawa pulang jenazah Fajri.

"Sebelum Subuh jenazah sudah sampai sini (Desa Terlaya). Sudah dimakamkan tadi sekitar pukul 08.00 WIB," ungkap Waud.

Menurut Waud, Fajri baru duduk di kelas 7 MTs Harapan Baru. Selain menjadi siswa sekolah itu, Fajri juga merupakan santri di pondok pesantren yang berlokasi tak jauh dari sekolahnya. "Korban baru tiga bulan sekolah sambil mondok di sana," ujarnya.

Waud menyebut, selain Fajri, terdapat sejumlah warga Dukuh Cikuning, Desa Terlaya yang bersekolah dan mondok di pondok pesantren di Ciamis. "Ada empat sampai lima anak yang sekolah sambil mondok di Ciamis seperti korban, tapi yang ikut kegiatan susur sungai satu," ujar dia.

Salah seorang tetangga orang tua Fajri yang juga pamong Desa Terlaya, Anah Setyowati juga mengungkapkan hal senada.

"Fajri bersekolah di MTs Harapan Baru dan mondok di Pondok Pesantren Al-Quran, Cijantung, Ciamis. Baru berangkat ke pondok tiga bulan yang lalu. Sejak berangkat belum pernah pulang," kata Anah, Sabtu (16/10).

Menurut Anah yang rumahnya berada tepat di depan rumah orang tua Fajri, kejadian yang menimpa Fajri pertama kali diberitahukan oleh orang tua teman Fajri di pondok pesantren pada Jumat (16/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Orang tua Fajri kemudian berupaya menghubungi pondok pesantren, namun tak mendapat kepastian soal peristiwa yang menimpa Fajri. "Telepon ke pesantren malah katanya, pura-puranya, anaknya lagi salat. Jadi orang tuanya jam 8 malam ke sana (Ciamis)," ujar Anah.

Anah menyebut orang tua korban sangat kaget saat pertama kali mendapat kabar sang anak meninggal saat ikut kegiatan susur sungai. Terlebih, pihak sekolah tidak memberitahukan adanya kegiatan tersebut.

"Orang tua tidak diberi tahu sekolah kalau ada kegiatan susur sungai. Tapi keluarga sudah mengikhlaskan. Keluarga ikhlas, bersabar," ujar Anah.

Anah mengungkapkan, Fajri merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan suami istri Anton Sunarto dan Sri Rahayu. Sosok pelajar berusia 12 tahun itu dikenal pendiam. "Ayahnya sehari-hari kerja jadi sopir travel. Kalau ibunya di rumah, ibu rumah tangga biasa," ungkap Anah.

Seperti diketahui, kegiatan susur sungai yang diikuti siswa MTs Harapan Baru, Kabupaten Ciamis pada Jumat (15/10) sore berujung tragis. Sebanyak 11 siswa sekolah itu tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan yang digelar di Sungai Cileueur, di Dusun Wetan, Desa Utama, Cijeungjing.

2790