Jakarta. Gatra.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidkan TInggi, RIset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Paristyanti Nurwardani menyebut, transformasi pendidikan tinggi harus difokuskan pada penyerapan lulusan yang terserap dalam dunia usaha maupun sektor wirausaha. Hal ini yang menurut Paris, menjadi inti dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Jika menilik pada kajian World Bank (Bank Dunia) terbaru, kesesuaian antara lulusan perguruan perguruan tinggi dengan dunia kerja hanya berada pada angka 53 persen. Untuk itu, Paris memandang perlunya perbaikan sinergitas anttara perguruan tinggi dan industri dalam mendesai kurikurum yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri.
"Sesuai arahan Mas Menteri, MBKM menjadi langkah untuk membekali mahasiswa agar siap untuk memasuki dunia kerja mupun menjadi wirausaha," kata Paris dalam kegiatan sosialisasi MBKM secara daring, Jumat (15/10).
Selain itu, Paris juga menyebut bahwa di tiap tahunnya, sekitar 4700 perguruan tinggi menghasilkan para lulusan. Sayangnya, keluaran dari lulusan tersebut belum menunjukan performa yang menggembirakan jika direfleksikan pada serapan di dunia kerja.
Oleh karenanya, dalam skema MBKM salah satu program yang juga dilakukan Kementerian adalah menghadirkan Program Kompetensi Kampus Merdeka (PKKM). Program ini diakui Paris, dihadirkan agar Perguruan Tinggi terdorong untuk bisa memenuhi 8 indikator kinerja utama (IKU), yang salah satu keluarannya adalah mempersiapkan lulusan berkualitas.
"Di 2021, ada 142 Perguruan Tinggi yang mendapatkan dana hibah PKKM. DI thuan 2022, juga akan ada tambahan dana mencacpai Rp 1,4 Triiun untuk mempersiapkan lulusan berkualitas," pungkas Paris.