Home Olahraga Warga Sukoharjo Sumbang Kemenangan di Piala Thomas 2020

Warga Sukoharjo Sumbang Kemenangan di Piala Thomas 2020

Sukoharjo, Gatra.com- Warga Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, patut berbangga atas kemenangan salah satu warganya, Shesar Hiren Rhustavito. Pebulutangkis tunggal putra yang akrab disapa Vito tersebut menjadi pahlawan kemenangan Indonesia di Piala Thomas 2020 yang tengah berlangsung di Denmark.

Vito merupakan putra dari pasangan suami istri (pasutri) Suhirlan-Eny Ratna. Vito anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Aradea Hirenni Codona dan adiknya bernama Defri Hiren Rustadovi. 

Menurut informasi dari tokoh bulutangkis Sukoharjo, Rudi Setyohadi, talenta bulutangkis Vito muncul sejak kecil. Vito lantas diantar orangtuanya untuk masuk ke klub bulutangkis di Kota Solo. 

Masa kecilnya, Vito menimba ilmu dan teknik bermain bulutangkis di klub selama beberapa tahun. Vito juga kerap mengikuti beragam kejuaraan bulutangkis di wilayah Soloraya. 

"Vito kecil satu angkatan dengan anak saya saat berlatih bulutangkis. Mereka sering bertemu di turnamen atau kejuaraan bulutangkis kategori usia dini," ucapnya.

Rudi menyebut, anaknya kali terakhir bertemu dengan Vito yakni saat Kejurkab Bulutangkis Sukoharjo di GOR Cuplik pada 2010 lalu. Saat itu anaknya melawan Vito di final tunggal putra.

"Saya masih ingat betul. Saat itu, anak saya melawan Vito di final tunggal putra. Pemenangnya anak saya, Vito kalah," bebernya.

Beberapa tahun kemudian, Vito kecil kemudian mengikuti seleksi di PB Djarum di Kudus. Dia lolos seleksi dan mengikuti pelatihan di PB Djarum selama beberapa tahun. Vito mampu mengembangkan bakat bulutangkis dengan menyabet prestasi di beragam turnamen.

Vito lantas masuk pelatihan nasional (pelatnas) bulutangkis di Cipayung.  "Sebenarnya Vito lebih senior dibanding atlet bulutangkis lainnya yakni Anthony Ginting dan Jonatan Christie. Vito lebih dahulu masuk pelatnas dibanding kedua pebulutangkis tersebut," terangnya.

Semasa kecil, pebulutangkis peringkat 19 dunia itu selalu diantar bapaknya saat mengikuti latihan di klub bulutangkis. Setelah masuk pelatnas, Vito jarang pulang ke kampung halaman lantaran padatnya program latihan dan turnamen bulutangkis yang diikutinya. Namun dia menyempatkan diri pulang kampung saat mendapat jatah libur latiha di pelatnas.

"Vito kerap membelikan barang yang diinginkan kedua orangtuanya saat pulang kampung," tandas Kepala Desa Blimbing, Suwarjo.