Home Gaya Hidup Penutur Muda Menurun, Bahasa Kaili Sulteng Terancam Punah

Penutur Muda Menurun, Bahasa Kaili Sulteng Terancam Punah

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebut, saat ini Bahasa Kaili yang notabenenya merupakan salah satu aset kekayaan bahasa daerah di wilayah Provinsi Sulteng tengah terancam kelestariannya.
 
Kepala Balai Bahasa Sulteng, Sandra Safitri Hanan, menyebut makin menurunya kelestarian bahasa Kaili di Sulteng disebabkan oleh makin menurunya jumlah penutur bahasa Kaili. Hal ini disebabkan penutur-penutur muda suku Kaili perlahan mulai mulai meninggalkan bahasa tersebut. 
 
"Mereka umumnya menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari. Bahkan, terkadang menyisipkan bahasa asing dalam tuturan mereka. Jika hal ini dibiarkan, sudah dipastikan beberapa puluh tahun ke depan bahasa Kaili dapat mengalami kepunahan," kata Sandra dalam keterangannya, Kamis (14/10).
 
Oleh karenanya, Sandra menyebut bahwa langkah revitalisasi bahasa Kaili di kalangan generasi muda harus segera ditingkatkan. Pihaknya pun menargetkan, mulai dari usia kanak-kanak hingga usia remaja sudah harus diajak untuk bangga dan mencintai bahasa daerah mereka. 
 
"Oleh sebab itu, bahasa kaili harus diperkenalkan pada suku Kaili sejak usia dini agar mereka terbiasa menuturkannya," tuturnya.
 
Balai Bahasa Sulawesi Tengah pun, saat ini tengah membantu pemerintah daerah Sulawesi Tengah pada pelestarian bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Tengah. Sandra menjelaskan, salah satu bentuk dukungan Balai Bahasa Sulawesi Tengah pada pelestarian bahasa daerah di Sulawesi Tengah adalah menyusun dan menerbitkan kamus bergambar bahasa Indonesia-Kaili dialek Ledo-Inggris bagi Sekolah Dasar.
 
"Kamus bergambar bahasa Kaili Ledo ini diperuntukkan bagi anak-anak usia sekolah dasar. Dengan memperkenalkan kosakata-kosakata bahasa Kaili dialek Ledo yang dilengkapi dengan gambar dan diharapkan dapat memudahkan anak-anak dalam mempelajari bahasa Kaili,"tandasnya.
1074