Mataram, Gatra.com - Selama Covid-19, pendapatan pengusaha UMKM dan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Mataram mengalami penurunan drastis dan jauh dari pendapatan ideal yang biasanya diterima dalam kesehariannya.
“Sejak pandemi pendapatan kami para pedagang di sekitar Taman Sangkareang Mataram, menurun, karena pengunjung sepi sejak diberlakukannya pembatasan aktivitas masyarakat. Biasanya sebelum pandemi, kami dapat berjualan antara Rp250 ribu hingga Rp300 ribu. Namun setelah terjadinya pandemi ini pendapatan turun menjadi rata-rata Rp15 ribu sehari,” kata Sahnan salah seorang PKL di Taman Sangkareang, Mataram, Kamis (14/10) saat berdialog dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Gubernur NTB H Zulkieflimansyah.
Sahnan, pedagang jus buah dan minuman ringan ini mengaku bersyukur menerima bantuan modal dari pemerintah, karena telah berupaya membantu masyarakat untuk bertahan dan bisa berjualan kembali.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut Provinsi NTB menjadi salah satu provinsi terbaik dalam penyaluran Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BTPKLW) yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 9 Oktober 2021 lalu.
“Saya sangat mengapresiasi pemberian BTPKLW di Provinsi NTB, hal ini menjadikan NTB sebagai provinsi terbaik karena dengan cepat melakukan penyaluran bantuan,” kata Airlangga.
Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menyebut, program BTPKLW sebagai bentuk bantuan dari pemerintah kepada para PKL dan warung yang pada saat PPKM tidak bisa berjualan.
“Program ini adalah untuk membantu para PKL dan Warung ketika PPKM dilarang berjualan. BPTKLW tersebut diharapkan mampu membantu usaha para PKL dan pengusaha warung di sekitaran kota Mataram.
Sebanyak 8.482 paket bantuan yang direalisasikan melalui Kodim 1606 Mataram sebanyak 1.300 paket bantuan dan Kapolres Mataram sebanyak 7.182 paket bantuan. Setiap bantuan senilai Rp1,2 juta per paket bantuan.