Palembang,Gatra.com - Masih banyaknya pelayaran tongkang pengangkut batubara di sepanjang aliran Sungai Musi, diduga memberikan dampak negatif terhadap aspek kehidupan masyarakat bantaran sungai khususnya di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Kordinator Komunitas Sumsel Bersih, Bonifasius F Bangun mengatakan bahwa kondisi intensitas pelayaran tongkang batubara yang saat ini tinggi itu sangat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat di sepanjang sungai Musi.
Salah satunya yaitu, debu dari batubara yang diangkut tanpa ada penutup yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat terutama dapat mengakibatkan gangguan pada pernapasan. Bahkan, habitat ikan endemik (Belida) di sungai itu pun terancam.
"Aktifitas tongkang itu juga melanggar Peraturan Wali Kota (Perwako) Nomor 79 Tahun 2016, yaitu jam mereka melakukan aktifitas di siang hari malah masih ada di malam hari, dan muatannya tidak boleh menggunung yang juga sangat berbahaya ketika melintas di bawah Jembatan Ampera," katanya.
Menurutnya, peraturan itu dibuat untuk dipatuhi namun sejauh ini masih dilanggar. Karena itu juga perlu dilihat kembali Perwako itu dan perlu ada aturan yang harus ditambah yaitu tentang penutup muatan pada tongkang batubara. "Coba lihat, kalau angin berhembus kencang debu batubara itu terbang kemana-mana," jelasnya.
Lanjutnya, berdasarkan aturan yang termaktub dalam Perwali, Pasal 2 huruf e menyebutkan tongkang yang bisa melintas di perairan Sungai Musi sekitar kawasan Benteng Kuto Besak dan di bawah Jembatan Ampera paling tinggi (length over all) 300 feet dengan lebar paling tinggi 28 meter dan ditarik oleh kapal tunda paling rendah 1765 KW serta tug boat pendorong 1761 KW yang memenuhi persyaratan kelaikan laut.
"Kalau kami perhatikan, tongkang batubara yang melintas melebihi kapasitas berdasarkan aturan yang ada," ucapnya.
Selain itu, sambung Boni, dari sisi aspek Pariwisata yang sehat, harus menjadi prioritas saat ini. Karena, perlintasan tongkang itu melewati lokasi icon wisata kota pempek yang menjadi magnet bagi domestik maupun mancanegara.
"Kalau orang wisata ke Benteng Kuto Besak, atau bantaran sungai dekat Jembatan Ampera, mereka (wisatawan) makan pempek dan sebagainya, jadi kalau debu batubara berterbangan sangatlah tidak sehat. Belum lagi masyarakat Kota Palembang, yang sangat bergantung pada Sungai Musi untuk kebutuhan air bersih," singgungnya.
Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah Kota Palembang, untuk mengambil langkah cepat dan berkordinasi dengan pihak terkait agar masyarakat dapat hidup sehat dan habitat Ikan di perairan Sungai Musi pun tetap terjaga. "Masih ada ikan belidanya di sungai Musi itu yang harus dijaga," ujarnya.
Sementara, para penyedia jasa angkutan air dan nelayan harus berhati-hati menyusuri destinasi wisata 'wong kito'. Mereka harus menepi menepi hingga tongkang berukuran besar terus melintas.
"Kalau dari pagi seperti inilah pemandangan di bawah Jembatan Ampera banyak kapal tongkang batubara yang lewat," tutur Ayik, salah satu pemilik penyewaan perahu ketek bagi wisatawan yang akan menyusuri aliran Sungai Musi.