Jakarta, Gatra.com – Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Gerindra, Praestyo Hadi, mengusulkan ide kepada tim seleksi (timsel) KPU dan Bawaslu untuk menjalankan tes psikologi, tes IQ, dan tes pendeteksi kebohongan (lie detector) dalam menyeleksi calon-calon komisioner KPU dan Bawaslu periode mendatang.
“Barangkali memang penting ada ahli psikologi di situ. Tes psikologi, tes IQ juga menjadi penting. Kalau perlu ada tes—ini agak-agak ekstrem sedikit—tes lie detector,” ujar Prasetyo dalam sebuah webinar yang digelar apda Rabu, (13/10/2021).
“Karena kita tidak ingin mendapatkan calon-calon penyelenggara pemilu yang tidak memiliki integritas dan kejujuran. Perkara teknisnya seperti apa, nanti bisa kita saling berdiskusi,” imbuh Prasetyo.
Seperti diketahui, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, telah resmi mengumumkan timsel calon anggota KPU dan Bawaslu periode 2022-2027 dua hari lalu. Terdapat sebelas nama yang mengisi jabatan pada timsel tersebut.
Kesebelas nama tersebut meliputi Juri Ardiantoro yang menjabat sebagai ketua merangkap anggota, Chandra M. Hamzah sebagai wakil ketua merangkap anggota, dan Bahtiar sebagai sekretaris merangkap anggota.
Sementara delapan anggota lainnya yakni, Edward Omar Sharif Hiariej, Airlangga Pribadi Kusman, Hamdi Muluk, Endang Sulastri, I Dewa Gede Palguna, Abdul Ghaffar Rozin, Betti Alisjahbana, dan Poengky Indarty.
Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintah Umum (Pol & PUM) Kemendagri, Bahtiar—yang juga telah ditetapkan sebagai sekretaris merangkap anggota timsel—mengklaim bahwa timsel tersebut akan bekerja secara independen.
"Tim seleksi ini sama dengan lima tahun sebelumnya, bekerja secara independen dan tugasnya adalah melaporkan hasilnya kepada Bapak Presiden RI. Timsel ini akan segera bekerja, tentu mendasari Undang-Undang yang tersedia, timsel akan melakukan rapat dan akan menyampaikan lebih lanjut kepada publik," ujar Bahtiar dua hari lalu seperti dilansir oleh laman resmi Kemendagri.
Selain menawarkan ide proses seleksi unik di atas, Prasetyo juga memberikan sejumlah catatan lain kepada timsel KPU dan Bawaslu. Beberapa di antaranya adalah bahwa timsel harus mampu merekrut sosok yang revolusioner dan inovatif serta mampu mengidentifikasi problem utama kepemiluan di Indonesia dan punya kemampuan dasar teknis penyelenggaraan pemilu yang tak diragukan lagi.
“Tugas pansel [timsel] ini sedemikian mulia, sedemikian tidak bisa main-main, karena pansel inilah yang akan menghasilkan oang-orang yang nanti kita berikan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pemilu, di mana hasil pemilunya akan menentukan nasib kita semua sebagai bangsa dan negara,” ujar Prasetyo.