Bantul, Gatra.com - Berawal dari oleh-oleh buah nanas yang dibawakan ibunya dari Lampung, Bripka Tri Asih (39) berhasil mendapatkan perhargaan dari Kapolri 2021 dalam bidang ketahanan pangan. Tri Asih menjadi Bhabinkamtibmas pertama dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang menerima penghargaan bidang ini.
Anggota Polsek Sanden, Bantul, ini belajar otodidak dalam membudidayakan buah nanas sejak 2012. Dibandingkan buah nanas pada umumnya, nanas yang dikembangkan Tri memiliki berat per buah 4-5 kilogram.
Editor Video : Hermas
"Saya tanam bunga bagian atas buah nanas dan berhasil tumbuh menjadi bibit. Karena besarnya buah, saya namakan nanas Bagong," kata Tri saat ditemui, Selasa (12/10), di kebunnya.
Bibit yang dikembangkan selama sembilan tahun ini mampu menghasilkan ratusan bibit yang kemudian menjadi bahan utama dalam pemberdayaan masyarakat di bidang ketahanan pangan.
Untuk setiap pohon yang ditanam, Tri mengatakan dibutuhkan waktu sepuluh bulan untuk panen pertama. Satu pohon berbuah kembali dalam waktu tiga bulan.
"Dulu memang saya konsumsi sendiri. Namun karena kabar sudah menyebar dan banyak warga yang tertarik, akhirnya pesanan datang. Buah langsung petik dijual per kilo Rp20 ribu. Sedangkan bibitnya Rp100 ribu," jelasnya.
Dengan hasil panen yang masih lima buah per minggunya, Tri Asih mengaku saat ini banyak pesanan masuk via online.
Namun yang membuatnya bangga, masyarakat berminat menanam nanas Bagong karena nilai ekonominya tinggi. Tri sekarang membina warga di empat dusun yaitu Piring 1, Piring 2, Kurahan 1, dan Kurahan 2.
"Kalau total yang kita kembangkan hampir menyentuh seribu pohon. Di Piring sendiri tercatat ada 400 tanaman yang dikembangkan oleh warga," katanya.
Kegigihan Tri dalam pengembangan nanas Bagong dan berhasil memberdayakan tanaman ini ke masyarakat membuahkan apresiasi. Bertepatan dengan HUT Polwan ke-73 pada 1 September lalu, dia mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berupa pin emas dan sertifikat Polwan Berprestasi di bidang ketahanan pangan.
Sebagai personel Banbhinkatibmas perempuan pertama di DIY yang menerima penghargaan ini, Tri mengucapkan syukur dan terima kasih karena jerih payahnya di masyarakat diakui.
"Setidaknya saya bisa mengajak masyarakat Desa Murtigading mengembangkan nanas Bagong. Ini tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan. Namun juga memiliki nilai ekonomi tinggi," jelasnya.
Salah satu pengunjung kebun Tri, Adin Nurul Islami, dari Sleman mengaku tertarik untuk ikut mengembangkan nanas Bagong. Dirinya merasa mendapatkan banyak masukan dalam pengembangbiakan varietas ini.
"Dibanding nanas umumnya, selain lebih besar, nanas Bagong memiliki daging lebih tebal, rasanya lebih manis, banyak serat dan airnya. Harga per kilo saya kira wajar karena nanas jenis ini belum banyak di pasaran," katanya.