Purworejo, Gatra.com - Polemik dalam tubuh DPD PDI Perjuangan masih terus memanas pasca Wakil Ketua DPC sekaligus Ketua Bapilu PDI Perjuangan Purworejo, Albertus Sumbogo, mengaku siap dipecat karena ikut mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (Bacapres) tahun 2024. Lalu, ada statemen dari Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang 'Pacul' Wuryanto yang menganalogikan kader yang di luar garis partai bukanlah banteng, tapi 'celeng' (babi hutan).
Menanggapi hal itu, Albertus Sumbogo atau biasa disapa Mbogo, mengaku sebenarnya dirinya tidak ingin memperpanjang konflik internal, tapi ingin membesarkan Seknas Ganjar Indonesia (SGI). Namun ia merasa jengah juga ketika diibaratkan sebagai celeng, karena ia merasa ikut merasakan pahit getirnya membangun PDI sejak jaman PDI Pro Mega.
"Soal barisan banteng dan celeng, kemarin itu bukan yang pertama Beliau mengatakan hal tersebut, terutama dalam rangka merapatkan barisannya, supaya tidak seorang pun dari kader PDIP berani berbeda pendapat dan tetap tunduk pada otoritas Diktator Pacul," kata Mbogo saat ditemui di RM Bogowonto Pangen, Senin malam (11/10).
Ia menyebutkan, dengan analogi bahwa barisan kader partai bersifat militeristik seperti yang diungkapkan oleh Bambang Pacul, dengan demikian maka kader partai harus dikomando seperti baris berbaris. "Dalam beberapa hal itu tepat dan berhasil, Tetapi dalam banyak hal Pak Bambang Pacul telah mengubah jiwa para kader menjadi seperti pesuruh, kon ngalor, ngalor, kon ngidul, ngidul (disuruh ke utara, ke utara, disuruh ke selatan, ke selatan). Tak ubahnya barisan bebek atau beo. Di bawah tekanan kepemimpinan Beliau lahirlah kader-kader dengan mental babu, bebek dan beo," pungkas Mbogo.