Jakarta, Gatra.com – Ketua DPP Partai Ummat, Buni Yani, mengatakan, salah satu dari dua kelompok yang ingin menjadi pengurus Partai Ummat DPD Depok miliki patron di DPP. Namun, di kemudian hari, patron ini mengundurkan diri dari kepengurusan DPP Partai Ummat.
"Dari sinilah mulainya cerita positif animo masyarakat yang tinggi untuk bergabung dengan Partai Ummat ini dipelintir (di-spin) menjadi perpecahan di tubuh partai. Ini jelas langkah politik murahan yang gampang dibaca, yang dengan gampang bisa dipatahkan dengan fakta," kata Buni Yani dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Minggu (10/10).
Buni Yani menjelaskan, patron di DPP yang mengundurkan diri ini tidak cocok dengan salah satu kelompok Depok. Jadi, dia merangkul kelompok yang satu, dan pada saat bersamaan menendang kelompok lainnya.
"Jelas ini bukan kebijakan dan pendekatan resmi DPP Partai Ummat di Jakarta. Ini pendekatan pribadi si patron ini, yang kita tidak tahu tujuannya apa," ungkap Buni Yani.
Ia menjelaskan, besarnya antusiasme masyarakat dalam pembentukan pengurus Partai Ummat DPD Depok memunculkan dua kelompok terpisah.
"Antusiasme yang besar ini awalnya sangat positif. Tetapi kemudian ada dua kelompok yang muncul, dan masing-masing merasa lebih berhak menjadi pengurus dari kelompok yang lain," ucapnya.
Kedua kelompok ini, saling berebut untuk menjadi pengurus Partai Ummat DPD Depok. Maka, dimulailah lobi-lobi, baik ke DPW Jawa Barat, maupun ke DPP Partai Ummat di Jakarta. Buni Yani jadi salah satu yang didatangi dan didekati oleh kedua kelompok ini.
"Sangat disayangkan masing-masing pihak dari kedua kelompok ini hanya mau membawa kelompok mereka menjadi pengurus," ujarnya.
Padahal, lanjut Buni Yani, ini bukan praktik politik yang benar dan ideal. Lantaran, politik adalah kemampuan bernegosiasi dengan kelompok lain.
DPP Partai Ummat di Jakarta juga sejak awal mendorong kedua kelompok agar bersatu membentuk kepengurusan. DPP tidak akan hanya mengakomodasi salah satu pihak.
"Karena ini artinya mempersempit ruang partisipasi masyarakat Depok yang akan bergabung dengan Partai Ummat," jelasnya.
Ia menambahkan, sayangnya usaha DPP Partai Ummat di Jakarta untuk menyatukan kedua kelompok Depok tidak berhasil. Namun menurutnya, kejadian di DPD Depok ini sangat kecil artinya bagi DPP Partai Ummat di Jakarta. Ini hanya dinamika partai biasa yang akan segera dilupakan.
"Sekarang, alhamdulillah, DPP Partai Ummat sudah mengeluarkan SK baru ke DPD Depok yang jauh lebih baik dan besar formasinya. Bila yang mengundurkan diri hanya 26 orang, maka sekarang pengurus baru yang mendapatkan SK berjumlah 57 orang," katanya.