Semarang, Gatra.com – Sebanyak enam desa wisata di Jawa Tengah (Jateng) masuk dalam 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Keenam desa wisata di Jateng tersebut adalah Desa Wisata Sumberbulu, Kabupaten Karanganyar; Desa Wisata Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegar; Desa Wisata Sangiran, Kabupaten Sragen; Desa Wisata Pandanrejo, Kabupaten Purowerjo; dan Desa Wisata Cikakak, Kabupaten Banyumas.
Menurut Manager Desa Wisata Sumberbulu, Titin Riyadiningsih, keunggulan yang dimiliki adalah kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat sekitar desa, baik dari kalangan karang taruna, petani, dan pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) dilabatkan dalam mengelola potensi wisata.
“Konsep yang kita tawarkan adalah pemberdayaan masyarakat karena Desa Sumberbulu tidak punya potensi wisata alam, hanya ada pertanian dan sendang [mata air],” katanya dalam rilis, Sabtu (9/10).
Melalui peran serta masyarakat sejak dirintis 2017, lanjut Titi, Desa Wisata Sumberbulu mulai melakukan pendataan, pemetaan, dan pengembangan.
Menurutnya, saat ini sudah ada tiga paket wisata yang disajikan, yakni Sumberbulu experience di dalamnya ada wisata edukasi, baik itu pertanian organik, biogas, kerajinan, cooking class, dan pembuatan jamu tradisional.
Paket kedua, Sumberbulu adventure ethnic yang berisi kesenian, seperti lesung, reog, dan tari. Serta ketiga paket Sumberbulu adventure journey dan outbound serta training.
“Objek yang kami tawarkan kepada wisatawan adalah masyarakat desa. Kearifan lokal, kegotong-royongan, keramahtamahan masyarakat dan ilmu pengetahuan yang ditawarkan ke khalayak luar,” ujar Titin.
Di Desa Wisata Sumberbulu, saat ini ada 48 homestay dan area camping ground yang cukup luas, yakni 1,5 hektare, serta beberapa sumber mata air seperti sendang pancuran dan sendang bulu.
Selain itu, imbuh Titin, Desa Wisata Sumberbulu juga memiliki kegiatan budaya yang dikemas dalam bentuk festival yang rutin digelar secara tahunan.
“Ada juga festival-festival, salah satunya hari ulang tahun Desa Wisata. Kami juga bekerja sama dengan komunitas Jeep untuk mengantar wisata keliling desa,” katanya.
Sementara itu, pembina Sanggar Tari Anak Negeri Desa Wisata Sumberbulu, Christin, menyatakan, keberadaan desa wisata perlu didukung dengan potensi-potensi yang ada, termasuk sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang ada terutama anak-anak perlu ikut berperan dalam pengembangan desa wisata, salah satunya lewat kesenian.
Dia menambahkan, sanggar tari miliknya sudah menguasai empat tari kreasi yang biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu dan wisatawan, serta festival-festival di desa.
“Kami melatih anak-anak desa berkesenian menari. Sudah ada empat tari kreasi, salah satunya tari tampah. Tarian untuk menghibur para wisatawan dan juga main di acara festival,” kata Christin.